MEDAN, HETANEWS.com - Permasalahan minat baca, tingkat literasi dan pengetahuan tentang sastra adalah salah satu permasalahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah di masa sekarang ini. Melihat bagaimana data yang dipaparkan oleh UNESCO, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengatakan bahwa Indonesia menempati urutan kedua dari bawah di bidang literasi dan minat baca.
Selain itu ketertarikan masyarakat terhadap buku yang merupakan salah satu karya sastra tulisan juga cukup memprihatinkan. Akibat anggapan masyarakat yang selalu berpikir bahwa sastra adalah sesuatu yang berat dan susah untuk dimengerti.
Opini seperti inilah yang pada akhirnya membuat redupnya rasa keingintahuan pada sastra Indonesia yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor minat baca dan angka literasi masyarakat menurun. Hal inilah yang kemudian menggerakkan seorang pegiat literasi dari Sumatera Utara, Eka Dalanta Rehulina bersama rekan-rekannya membangun sebuah komunitas yang bernama Ngobrol Buku.
Alumnus jurusan Sastra Indonesia di Universitas Sumatera Utara ini bersama rekan-rekannya dari bidang yang sama, berusaha untuk menaikkan rasa cinta masyarakat terhadap karya sastra dan meningkatkan minat membaca masyarakat terhadap buku fisik melalui Komunitas Ngobrol Buku yang mereka dirikan pada Mei 2020.
Komunitas Ngobrol Buku sendiri merupakan sebuah komunitas yang rutin melakukan diskusi seputar sastra dan buku-buku. Diskusi yang mereka lakukan menggunakan platform Instagram sebagai media publikasinya karena Eka dan rekan-rekannya menganggap bahwa lebih mudah untuk mendapatkan target anak muda melalui media sosial tersebut.
Selain itu, Eka dan Ngobrol buku juga memiliki ambisi yang besar untuk membuat masyarakat di luar Sumatera Utara mengetahui jika kecintaan terhadap sastra Indonesia di Sumatera Utara itu masih ada, yang direpresentasikan melalui Komunitas Ngobrol Buku.
Berdiri ketika masa pandemi menjadi salah satu peluang untuk Eka mengembangkan Komunitas Ngobrol Buku tersebut untuk lebih dikenal masyarakat luas, karena masyarakat pada saat itu lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan media sosial.
Seiring dengan berakhirnya masa pandemi, Eka dan Komunitas Ngobrol Buku memutuskan untuk membuat diskusi offline juga di beberapa tempat strategis di Medan, mereka juga memanfaatkan Google Meet dan Zoom untuk menjangkau pendengar diskusi lebih luas dari seluruh Indonesia.
“Kami memiliki keinginan besar untuk memperlihatkan bagaimana kekayaan sastra Indonesia itu ada di setiap kehidupan yang kita jalani. Melalui Ngobrol Buku orang dari luar Sumatera Utara akan melihat bahwa di Medan juga ada sebuah komunitas yang peduli untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap buku fisik dan juga Sastra Indonesia,” ucap Eka kepada hetanews, Selasa (21/11/2023)
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pegiat literasi dari Sumatera Utara, Eka Dalanta juga menemui beberapa hal yang menjadi kendala dalam perjalanan karirnya.
Perempuan yang juga merupakan seorang Duta Baca Kabupaten Karo periode 2023-2027 itu mengatakan bahwa anggapan masyarakat yang selalu mengatakan bahwa sastra adalah sesuatu yang berat dan sulit untuk dimengerti, mendoktrin otak mereka untuk tidak membaca. Sehingga minat terhadap sastra itu sulit untuk ditingkatkan dalam waktu singkat, perlu proses pendekatan dan pengenalan yang baik untuk dapat melanjutkan ke tahap peningkatan.
"Banyak masyarakat terutama Generasi Z beranggapan bahwa sastra adalah sesuatu yang berat dan sulit untuk dimengerti, hal inilah yang menjadi PR untuk saya dan rekan-rekan sesama pegiat literasi untuk mematahkan anggapan yang sudah mendarah daging tersebut,” tutur Eka.
Adanya hambatan seperti itu tidak mematahkan semangat Eka untuk tetap konsisten dalam mewujudkan tagline dari Komunitas Ngobrol Buku yaitu “Mengenal Khasanah Sastra Indonesia”.
Eka juga berharap di masa depan dia dapat melakukan banyak perubahan dalam permasalahan literasi di Indonesia dengan tetap konsisten menjadi penyebar ilmu dan pegiat literasi. Sebagai pesan juga Eka berharap pemerintahan dapat membantu mempermudah akses terhadap buku-buku agar masyarakat lebih bersemangat lagi dalam membaca. Eka yakin dengan kerjasama yang dilakukan oleh banyak pihak akan menghasilkan suatu perubahan besar.
"Semua harapan itu dapat terwujud dengan adanya kerjasama antara orang-orang yang memiliki kepentingan dan ikut terlibat dalam masalah tersebut,” pungkas Eka.
Komentar