SIANTAR, HETANEWS.com - Kondisi Perbankan pada Oktober 2023, Kota Siantar mengalami deflasi sebesar 0,15% (mtm). Dengan capaian tersebut, inflasi tahunan pada bulan tersebut tercatat sebesar 2,90% (yoy) dan inflasi tahun berjalan sebesar 1,35% (ytd). Ke depan, terdapat tendensi terjadinya peningkatan harga seiring dengan peningkatan permintaan menjelang periode Natal dan Tahun Baru.
Kinerja perbankan di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematang Siantar mengindikasikan terjadinya perbaikan.
"Kondisi perbankan baik dan terjaga bahkan mengalami perbaikan. Kinerja penghimpunan dana masih mengalami kontraksi namun berada dalam tren membaik".
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar Muqorobin kepada sejumlah wartawan, Rabu (8/11/2023) melalui pertemuan di Kopi Sio Siantar.
Dikatakannya, perkembangan inflasi Siantar tetap terjaga dan terkendali di tengah berbagai tantangan di daerah. Hal itu tidak terlepas dari sinergi kebijakan yang makin erat antara Pemerintah Pusat/Daerah dan Bank Indonesia serta berbagai mitra strategis dalam menurunkan laju inflasi, khususnya melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di daerah.
Ke depan, TPID di daerah, perlu terus memperkuat respons kebijakan guna memastikan inflasi tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1% di tahun 2023.
Secara historis, cabai merah dan cabai rawit memiliki volatilitas harga paling tinggi. Dari sisi andil pada inflasi hingga periode Desember 2022, beberapa komoditas khususnya beras dan cabai merah menunjukkan lonjakan sehingga perlu diwaspadai
Sedangkan deflasi yang terjadi pada Oktober 2023 disebabkan pada beberapa komoditas seperti cabai merah, ikan dencis dan wortel. Meskipun demikian, deflasi tersebut ditahan oleh tekanan inflasi yang terjadi pada beberapa komoditas seperti beras, nanas, dan gula pasir.
Secara umum, komoditas pada kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya gejolak harga di Kota Pematang Siantar pada Oktober 2023.
Sementara itu, penyaluran kredit masih tumbuh positif disertai dengan kualitas kredit yang terjaga. Untuk perkembangan pemanfaatan QRIS di wilayah kerja KPwBI Pematang Siantar masih menunjukkan perkembangan yang meningkat.
Pada September 2023, total asset perbankan di SISIBATAS LABUHAN tumbuh terbatas sebesar 1,7% (yoy). Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami kontraksi sebesar -3,0% (yoy) di September 2023. Perkembangan DPK tersebut utamanya dipengaruhi oleh perlambatan Tabungan dan Deposito yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar - 1,7% (yoy) dan -9,1% (yoy). Sementara itu, Giro masih tumbuh sebesar 6% (yoy)
Sampai September 2023, kredit di SISIBATAS LABUHAN meningkat 10,2% (yoy) dibandingkan September 2023 di tengah risiko kredit yang terjaga
dengan perkembangan NPL (Non Performing Value) sebesar 1,7%. Sebesar 23,1% kredit lapangan usaha di SISIBATAS LABUHAN merupakan kredit di sektor pertanian.
"Untuk mendukung sistem pembayaran tunai, layanan kas dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam bertransaksi secara tunai," pungkasnya.
Terkait Perkembangan Kredit UMKM di SISIBATAS LABUHAN melanjutkan tren pertumbuhan di September 2023, dimana kredit UMKM tumbuh 14% (yoy). Berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM mayoritas disalurkan kepada usaha mikro (65%), disusul usaha kecil (26%) dan usaha menengah (9%). Kredit Syariah di SISIBATAS LABUHAN tumbuh positif 6,2% (yoy) meskipun melambat dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 22,6% (yoy).
Secara spasial, Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan daerah dengan proporsi kredit syariah terhadap total kredit yang tertinggi yaitu sebesar 19%, disusul oleh Labura dan Tanjung Balai yang masing-masing sebesar 14,8% dan 8,3%.
Komentar