SIMALUNGUN - Munculnya nama Budiman Damanik, atau yang lebih dikenal ‘Bang Ucok’, sebagai bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR RI dari Partai Gerindra daerah pemilihan (Dapil) Sumut 3, menjadi bahan pembicaraan publik, hingga salah satu media mengorek kedekatan Ucok dengan Bupati Simalungun Radioapoh Hasiholan Sinaga (RHS).
Saat ditanya soal kedekatannya dengan RHS, Ucok terdiam sejenak, seakan mengingat kenangan indah pada pilkada Simalungun 2019 silam.
Kala itu kolaborasi mereka berdua dapat meredam kepiawaian dua calon kuat, yang banyak digadang orang akan jadi pemenang.
Tak lama berselang, akhirnya terdengar suara Ucok yang serak, seakan menahan rasa rindu yang begitu mendalam.

Ucok pun berkata, "Dia (RHS) sahabat ku, dan aku selalu mendukungnya, walaupun kami berbeda pendapat, karena kami memiliki tujuan yang sama, membangun kabupaten Simalungun." tuturnya.
Sembari melirik Ucok yang sedang merenung, Kemudian terbesit dalam pikiran sebuah pertanyaan, sejak kapan Ucok mulai mengenal RHS, padahal mereka berdua beda tempat tinggal. Satu tinggal di Bogor dan RHS tinggal di Batam.
Raut wajah Ucok sudah kembali tenang, dan pertanyaan tadi akhirnya terlontar.
Mendengar itu Ucok tiba tiba tertawa sembari berkata.
"Kamu ini kayaknya pintar mengungkit kenangan. Tapi saya suka. Baiklah saya akan bercerita bagaimana kami bertemu dan satukan keinginan,” ungkapnya.
Ucok mengutarakan pertemuan dirinya dengan RHS diawali saat reuni SMTP Pertanian Pematang Raya, yang dulu sekolah unggulan, dan banyak alumni yang datang dari berbagai daerah.

Kenang Ucok, saat itu dia lagi mencari sosok seorang Bupati yang bisa membawa Simalungun ke arah yang lebih maju, karena sudah tertinggal dari daerah lain di sekitar Danau Toba.
"Kalo mau Simalungun maju dan berkembang, kita harus punya pemimpin yang pakai hati, bukan menimbun kekayaan," imbuhnya.
Setelah pertemuan tersebut, terjalin komunikasi yang intens. Ucok mendapati bahwa sosok RHS kalau menjadi bupati bukan untuk menimbun kekayaan, tapi pengabdian, dikarenakan status RHS sudah matang secara finansial.
Akhirnya, kata Ucok, mereka bersepakat untuk memajukan Simalungun dengan cara masing masing. "Dia jadi Bupati, saya jadi sisi lain, yang saat ini maju menjadi perwakilan Simalungun di Senayan itu," tukasnya dengan senyum.
Ternyata, lanjut Ucok, Tuhan berpihak kepada mereka berdua. RHS pun menang dan menjabat sebagai Bupati Simalungun.
"Kalo mengenang saat itu, bagaikan sebuah misi yang mustahil. Saya dan Radiapoh percaya, Tuhan bantu Simalungun untuk maju dan berkembang. Hanya itu keyakinan kami", kenangnya.
Apakah masih tetap di pihak Radiapoh hingga saat ini? Pertanyaan ini membuyarkan angannya.

Ia pun tersentak dan menatap dengan dalam seraya berkata," Apakah kami terlihat tidak bersama lagi?” ucap Ucok balik bertanya, seakan menepis beragam opini yang berkembang, yang banyak pihak mengatakan mereka sudah pecah kongsi alias Pekong.
Setelah menarik nafas dalam dalam lalu dia bertutur. "Saya belajar bahwa harus menghargai kebijakan yang diambil, walaupun itu terlihat seakan mencederai persahabatan yang ada. Saya nggak bisa selamanya menemani karena punya pekerjaan. Dia sudah jadi Bupati, hargai kebijakannya," katanya sembari menarik nafas dan mengalihkan pandangan ke pemandangan Danau Toba.
Menurutnya yang pasti ada waktu mereka berdua mengingat kembali tujuan awal, yakni membangun Kabupaten Simalungun.
"Dia sibuk dan pasti ada waktunya kami ketemuan dan semua opini yang sudah terbangun terpatahkan. Kami tetap sahabat dan aku yakin, dia pun merasakan hal yang sama. Saya yakin sinergitas kami, saya duduk di senayan, dia 2 periode, Simalungun pasti maju dan berjaya," tutupnya mengakhiri pembicaraan.