JAKARTA, HETANEWS.com - Indonesia menilai cuaca antariksa merupakan isu penting karena dampaknya yang besar terhadap kehidupan manusia dan teknologi.
Pada sesi Indonesia country report dalam kegiatan Space Frontier Working Group (SFWG) yang merupakan bagian dari agenda Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) ke 29, Selasa (19/09).
Kepala Pusat Riset Antariksa (PRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Emanuel Sungging mengungkapkan hingga saat ini Indonesia terus melakukan penelitian mengenai hal tersebut dengan berfokus pada penerapan aplikasi cuaca antariksa.
Emanuel menyebutkan, bahwa fokus penelitian cuaca antariksa saat ini ada pada peristiwa matahari sementara (transient solar event), dinamika plasma dalam medium antar planet, dosis radiasi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, dinamika lingkungan yang mempengaruhi teknologi manusia, dan penggabungan atmosfer-ruang angkasa dengan menggunakan observasi darat dan luar angkasa.
"Sejak sebelum masa integrasi dengan BRIN, PRA - BRIN telah mengembangkan aplikasi cuaca antariksa Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS). Di tahun 2016 SWIFtS masuk ke dalam International Space Center Service (ISES) sebagai pusat peringatan regional Indonesia, disamping itu juga berbagi hasil evaluasi dan prediksi secara aktif baik tingkat regional maupun nasional," katanya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan Indonesia aktif mengikuti kegiatan Kibo-ABC seperti Asian Herb in Space (AHIS) dan Asian Try Zero G. Indonesia mengikuti misi Asian Herb in Space 2 yang merupakan program mengirimkan benih tanaman dalam perjalanan luar angkasa, dengan mengirimkan benih bawang merah dan seledri ke International Space Station (ISS).
Untuk melaksanakan program AHIS, PRA - BRIN berkoordinasi dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH-ITB) dan percobaannya dilakukan oleh siswa SMA Pradita Dirgantara.
"PRA - BRIN secara aktif melakukan diseminasi terkait riset dan pengamatan antariksa, di antaranya pengamatan gerhana matahari pada 20 Maret 2023 yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube, kegiatan rutin webinar Dialog Obrolan Fakta Ilmiah Populer dalam Sains Antariksa (DOFIDA) dan Kolokium Mingguan Riset Antariksa (LINEAR)," ujarnya.
Terkait pengamatan antariksa, ia menjabarkan saat ini sedang dikembangkan observatorium baru yang memegang kunci penting bagi peningkatan kapasitas bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa di Indonesia.
"Instalasi cermin sekunder telah dilakukan di Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur pada 26 Juli 2023. Kita membuka kesempatan kolaborasi seluas-seluasnya dalam memanfaatkan observatorium terkait aktifitas riset astronomi, astrofisika, dan cuaca antariksa, selain juga akan dikembangkan astrowisata," jabarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Masaki Shirakawa, Director of JEM Kibo Utilization Center Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) turut menerangkan terkait kegiatan SFWG APRSAF ke 29 di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya.
SFWG bertujuan untuk mengeksplorasi batas-batas ruang angkasa baru, dengan mempertimbangkan tren komunitas antariksa internasional yang terlibat dalam kegiatan eksplorasi ruang angkasa.
Dijelaskannya, kelompok kerja ini membahas pemanfaatan modul eksperimen Jepang Kibo di ISS, tidak hanya untuk eksperimen ilmiah tetapi juga demonstrasi teknologi untuk misi eksplorasi ruang angkasa di masa depan, dan juga membahas topik-topik terkait eksplorasi ruang angkasa melampaui ISS.
"Dengan menggunakan modul Kibo sebagai batu loncatan untuk eksplorasi luar angkasa di masa depan, kelompok kerja ini bertujuan untuk berkontribusi memperluas aktivitas luar angkasa di kawasan Asia-Pasifik hingga ke bulan dan sekitarnya," ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga hadir sebagai pembicara Tim ORION dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang telah terpilih sebagai peraih slot Kibo-RPC UNOOSA dan akan melaju ke babak final yang dilakukan oleh JAXA berkompetisi dengan tim dari berbagai negara regional Asia Pasifik. Di samping itu, tim pembuat satelit nano Surya Satelit-1 juga turut hadir dalam memaparkan materi.