SIANTAR, HETANEWS.com - Kenaikan harga telur ayam ras bukan hanya terjadi di Kota Siantar saja, tapi secara nasional.
Penyebab naiknya harga telur ayam ras secara terus menerus diduga kurangnya Pasokan atau menurunnya produksi.
Penurunan produksi disebabkan harga pakan yang tinggi sehingga menyebabkan menurunnya jumlah peternak ayam (produsen). Faktor lainnya karena populasi ayam petelur di Indonesia masih kurang baik.
Sedangkan untuk Kota Siantar, pasokan telur menurun karena menurunnya jumlah produksi dari beberapa daerah pemasok (penghasil telur).
"Harga telur ayam ras terus mengalami kenaikan, karena kurangnya pasokan," kata Esra Eduard Sinaga selaku penguji mutu barang di Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kota Pematang Siantar yang ditemui hetanews.com, Sabtu (20/6/2023).
Dijelaskannya jika kenaikan harga telur ayam ras menjadi pembahasan tingkat nasional. Ada beberapa faktor penyebab naiknya harga Telur di Siantar.
"Ada beberapa faktor penyebab kenaikan harga telor terkhusus di kota Siantar. Namun terkait kelangkaan telor, belum dikategori dalam zona merah," ungkapnya.
Diantaranya, pasokan telur yang masuk ke wilayah Siantar berkurang karena menurunnya produksi. Pasokan menurun tapi permintaan tinggi, sehingga telur mahal dan langka.
Sesuai pantauan hetanews di sejumlah pasar tradisional di Siantar,harga telur yang ukuran kecil Rp 1.700/butir hingga Rp 2.000/butir. Dari harga sebelumnya Rp 1.300 - Rp.1.700 (ukuran besar).
Seperti dikatakan Suryani, seorang ibu pemilik warung yang mengatakan harus membeli 200 butir telur setiap harinya. Karena harga telur yang tinggi terpaksa harus pandai-pandai biar dapat untung.
"Gak mungkin harga mie goreng/nasi goreng dinaikkan gara gara telur mahal. Tapi ya harus pandai pandailah," katanya.
Ia berharap pemerintah terkait dapat melakukan monitoring sehingga harga telur ayam ras bisa kembali normal.