SIANTAR, HETANEWS.com - Ratusan orangtua murid resah setelah adanya wacana penutupan sekolah oleh pihak Yayasan Kartini Handayani. Semua proses belajar mengajar akan dihentikan karena sekolah akan ditutup.

Aktifitas kegiatan belajar mengajar hanya akan dilakukan hingga akhir Juni 2023. Tentu saja hal tersebut sangat meresahkan orangtua murid dan juga membuat psikis anak didik terganggu.

Wacana penutupan sepihak oleh Yayasan tanpa alasan yang jelas itu membuat guru dan orangtua bersatu melawan Yayasan dan sudah membuat surat kepada Dinas Pendidikan.

Orangtua murid bingung karena tidak ada solusi atau tidak ada pemberitahuan sebelumnya jika Yayasan akan menutup sekolah tersebut.

Tak hanya itu, nasib para guru juga sangat bergantung dengan gaji yang diterima dari sekolah.

"Kemana anak kami akan pindah, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kami juga tidak tahu mengapa sekolah ini akan ditutup tanpa alasan yang jelas. Bagaimana nasib anak kami yang sudah kelas 5, karena tinggal 1 tahun lagi," kata orangtua murid kepada hetanews di sekolah jalan Kartini tersebut, Rabu (31/5/2023).

Sekolah tersebut tidak akan beroperasi lagi berdasarkan surat edaran yang ditandatangani Ketua Yayasan Joni Phan. Menyatakan tidak akan beroperasi lagi sekolah yayasan Kartini Handayani Tingkat TK-SD.

"Surat keputusan itu diberikan langsung ke siswa, tidak ada pemberitahuan sebelumnya atau mediasi terlebih dahulu antara orang tua siswa, guru dan yayasan. Keputusan sepihak, " kata AT yang mengaku punya 2 orang anak yang masih sekolah tingkat SD di sekolah tersebut.

Setidaknya ada 200 orang siswa yang sedang menuntut ilmu di sekolah tersebut.

"Bukan anak saya saja yang terganggu psikis dan mentalnya tapi juga ratusan anak lainnya. Harus pindah ke mana,harus cari sekolah baru, harus cari teman baru dan lingkungan sekolah baru. Selain itu,biaya mutasi atau perpindahan juga tidak sedikit," keluh orangtua lainnya.

Yayasan yang menutup sekolah juga tidak memberikan solusi atau rekomendasi bagi anak anak yang sedang menuntut ilmu di sekolah tersebut. Yayasan dinilai tidak bertanggungjawab dan semena mena.

Orangtua murid juga sudah melaporkan hal tersebut kepada DPRD Siantar ke komisi bidang pendidikan.

Sementara itu, sejumlah wartawan yang ingin mengkonfirmasi hal tersebut kepada pihak Yayasan ditolak dan tidak dibenarkan masuk oleh Satpam sekolah tersebut. Dengan alasan proses belajar mengajar masih berlanjut.

"Terkait masalah itu, di lain waktu aja ya pak. Karna sekarang ini masih berjalan proses belajar jadi takutnya mengganggu kenyamanan sekolah, "kata security.

Dikirim dari Yahoo Mail di Android