SIANTAR, HETANEWS.com - Kepala sekolah Paud SAB Bantan, Itawati Sitopu berang dan ancam polisikan wartawan karena dikonfirmasi terkait kutipan uang sekolah Rp.15.000/bulan.

Ia membenarkan hal tersebut tapi mengatakan "akan saya lapor ke polisi kalau diberitakan," katanya emosi kepada wartawan dihadapan belasan orangtua murid di Jalan Seram, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat, Selasa (30/5/2023).

Kedatang Wartawan tersebut berdasarkan undangan Kepsek melalui pesan WhatsApp.

"Aku dipanggilnya ke sekolah sama ibu itu (Itawati), ia juga meminta agar kami ketemu langsung dan itu aku disuruhnya melalui pesan WhatsApp, makanya aku datang," ucap wartawan itu dihadapan belasan orang tua murid yang ikut menyerang seorang wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistiknya itu.

Sebelumnya Itawati menjelaskan benar adanya pembayaran Rp.15 ribu/bulan. Dengan rincian Rp 10.000 untuk anak didiknya dan Rp 5000 untuk biaya kegiatan. Hal tersebut berdasarkan kesepakatan pihak sekolah dengan orangtua murid.

"Benar, 10 ribu perbulan / siswa, 5000 untuk biaya kegiatan. Jadi 15 ribu lah perbulan/ siswa, dan uang Rp 5000 itu pun atas persetujuan dari para orangtua setelah bermusyawarah," kata Ita saat dikonfirmasi di halaman sekolah Paud SAB Bantan.

Namun saat, Wartawan akan meninggalkan lokasi SAB Bantan, Ita malah emosi sembari mengatakan akan ku laporkan ke polisi kalau diberitakan.

"Kalau naik berita akan ku lapor kau ke polisi,"kata Ita.

Tidak terima akan diberitakan, kemudian belasan orangtua ikut berang dan marah kepada wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistiknya. Bahkan mereka juga menyalahkan wartawan karena mengkonfirmasi untuk dijadikan berita.

"Gak pantas Abang (wartawan) tanyak tanyak gitu uang sekolah, toh kami tidak keberatan akan uang itu, " kata salah satu orang tua siswa.

Ditempat terpisah, Kabid Paud Muliana Rode ketika dikonfirmasi menjelaskan PAUD SAB BANTAN merupakan binaan PKK dan sesuai juknis, uang sekolah memang dikutip Rp 10 ribu/bulan dan kalau lebih itu merupakan kebijakan dan kesepakatan sekolah dengan orangtua murid.

"Tapi kalau ada keluarga yang tidak mampu digratiskan," tutupnya Muliana melalui sambung seluler.

Sedangkan Simon Tarigan dari Disdik mendapatkan informasi tersebut akan melakukan evaluasi dan mengucapkan terima kasih atas informasi tersebut.