HETANEWS.com - Suara serak kontralto khas Tina Turner dan penampilannya yang liar di atas panggung membuatnya menjadi salah satu penyanyi paling terkenal dari generasinya.
Perjalanan Turner menuju ketenaran cukup panjang dan pedih, mulai dari masa kecilnya yang penuh kesulitan di pedesaan Tennessee hingga mencapai status selebritas global.
Ia hampir berusia 40 tahun ketika ia berhasil keluar dari hubungan yang dilanda kekerasan sekaligus membangun karirnya sebagai penyanyi solo.
Turner kemudian mengeluarkan serangkaian album musik yang laris manis di pasaran, serta dianugerahi sejumlah penghargaan ternama, dan menjadi salah satu pertunjukan musik yang paling populer.
Masa kecil yang kurang bahagia

Tina Turner lahir dengan nama Anna Mae Bullock pada 26 November 1939 di kota pedalaman Nutbush, Tennessee, Amerika Serikat. Ayahnya, Floyd, bekerja di peternakan setempat.
Masa kecil Turner dilanda banyak masalah. Dia dan kakak perempuannya, Aillene, harus berpisah ketika orang tua mereka pindah untuk bekerja di pabrik pertahanan selama Perang Dunia II.
Tina muda, yang saat itu masih bernama Anna Mae, dititipkan kepada kakek-neneknya yang sangat religius.
Ketika perang berakhir dan ia kembali tinggal bersama keluarganya, Anna Mae mulai menyanyi di Gereja Baptis setempat.
Namun, ibunya meninggalkan keluarganya saat Anna Mae baru berusia 11 tahun. Dua tahun kemudian, ketika ayahnya menikah lagi, Anna dan kakaknya tinggal bersama nenek mereka di Brownsville, Tennessee.
Anna Mae menjadi pemandu sorak di sekolahnya, bermain olahraga basket dan menikmati kehidupan sosial yang ramai. Setelah lulus pada 1958, ia mulai bekerja di rumah sakit di St Louis, Missouri dan bermimpi menjadi perawat.
Saat ia pergi ke klub malam di sore hari bersama kakaknya, ia melihat Ike Turner tampil bersama bandnya, The Kings of Rhythm, untuk pertama kali.
Kesempatan besar
Ike sudah cukup terkenal sebagai penampil dan musisi rekaman, dan grup musiknya merupakan salah satu daya tarik terbesar di sirkuit klub R&B.
Saat mereka tampil suatu malam, Anna Mae diberikan mikrofon dan penampilannya mengagumkan bagi Ike sampai ia mengundangnya untuk bernyanyi bersama bandnya.
Pada saat itu, Anna Mae sedang menjalin hubungan bersama pemain saksofon band itu yang bernama Raymond Hill. Mereka memiliki seorang anak bernama Raymond.

Ia memulai rekaman pertamanya sebagai penyanyi latar pada 1958, tetapi kesempatan besarnya datang dua tahun kemudian dengan lagi Fool in Love, karya Ike Turner.
Ketika penyanyi utamanya, Art Lassiter, tidak bisa hadir rekaman, Anna Mae diminta untuk mengisi track rekaman terlebih dahulu dan kemudian rekaman suaranya akan dihapus.
Namun, seorang DJ yang mendengar rekaman demo itu sangat menyukainya hingga ia mengirimnya ke label rekaman lokal.
Menembus masuk tangga musik Billboard
Ike didorong untuk menempatkan Anna Mae di depan band dan membujuknya untuk mengubah nama menjadi Tina. Hal ini, ia ungkap di kemudian hari, dilakukan untuk mencegah mantan-mantan kekasih Anna Mae melacaknya.
Fool in Love mencapai peringkat 27 di tangga musik Billboard dan lagu berikutnya, It’s Gonna Work Out Fine, masuk ke dalam daftar 20 lagu teratas dan memenangkan piala Grammy.
Di kala ini, ia sudah memulai hubungan dengan Ike yang menceraikan istri kelimanya. Pasangan itu menikah pada 1962.
Mereka tampil dengan nama baru Ike and Tina Turner Revue. Mereka memulai tur mereka yang berlangsung selama tiga tahun yang penuh kesuksesan tanpa memiliki lagu hit baru yang menopang mereka.
Tina juga sempat tampil solo di acara-acara televisi Amerika seperti American Bandstand dan Shindig.
Produser musik ternama, Phil Spector, sangat menyukai suara Tina, ia membujuknya masuk ke dalam studio untuk merekam lagu River Deep, Mountain High.
Spector, yang khawatir Ike akan mendominasi rekaman dengan kecenderungannya mengambil kendali, akhirnya membayar Ike untuk tidak datang ke studio.
Keluar dari hubungan toksik
Rekaman River Deep, Mountain High, yang menghadirkan teknik “wall of sound” yang membuat Spector terkenal, dicantumkan sebagai karya Ike dan Tina Turner meskipun hanya suara Tina yang muncul di situ.
Lagu itu tidak terlalu populer di kalangan AS, tetapi berhasil meraih kesuksesan di Inggris. Bahkan, band rock and roll terkenal, The Rolling Stones, sampai mengajak Ike and Tina Tuner Revue untuk tampil bersama mereka dalam tur Inggris.
Berkat tur ini, Ike dan Tina berhasil menjangkau audiens lebih besar dan berlanjut tampil di negara-negara Eropa lainnya.
Ketika the Stone memulai tur Amerika, duo Turner diminta untuk tampil di tur mereka lagi. Ike dan Tina bahkan sempat ampil di acara televisi Ed Sullivan Show.
Dua tahun kemudian, pasangan musik itu mengeluarkan lagu paling populer mereka di Amerika, yakni sebuah cover lagu Proud Mary, karya Creedence Clearwater Revival.

Pada 1973, Tina pergi ke London untuk memainkan peran yang cukup diakui sebagai Acid Queen dalam film bombastis Ken Russell dari opera rock karya Pete Townshend yang berjudul Tommy.
Di tahun itu, duo Turner mengeluarkan lagu hits lainnya, Nutbush City Limits. Namun, hubungan pasutri itu sedang bermasalah.
Pada pertengahan era 70-an, Ike memiliki ketergantungan pada minuman keras dan kokaina. Sifatnya yang suka mengendalikan kehidupan dan karir istrinya berujung pada kekerasan dalam rumah tangga.
Ike memukuli Tina dengan tandu sepatu gantungan baju kawat saat dia hamil dan membakar kulitnya dengan kopi mendidih.
Pada 1976, Tina kabur dari rumah dengan hanya membawa uang receh di dompetnya dan menghabiskan beberapa bulan di bawah perlindungan teman-temannya sambil menggugat cerai terhadap Ike.
Dengan dukungan finansial dari eksekutif rekaman yang ramah, dia memulai serangkaian tur solo dan membangun reputasi sebagai musisi dengan namanya sendiri. Dia mengalami kesulitan di awal-awal kariernya.
“Banyak orang mengira Tina Turner sudah tidak ada lagi,” kata Tina kepada Vogue Jerman. “Mereka hanya mengenal Ike dan Tina Turner tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi [di baliknya]. Jadi saya harus menantang diri sendiri.”
Setelah dua album perdananya gagal masuk tangga musik, ia mulai membuat musik dengan gaya yang lebih berani. Ia akhirnya diundang tampil dengan Rod Stewart dan tur lagi bersama the Rolling Stones.

Lagu 1983 Tina bertajuk Let’s Stay Together menjadi awal bangkit kariernya. Albumnya, Private Dancer yang direkam di London, menghadirkan tujuh lagu hits yang masuk tangga nada dan meluncurkan tur dunia.
Ia kembali ke layar lebar dua tahun kemudian sebagai Aunty Entity di film Mad Max Beyond Thunderdome dan menyumbang beberapa lagu untuk soundtrack film itu. Salah satunya adalah lagu utama film itu, yakni We Don’t Need Another Hero.
Tina seperti tidak pernah bisa salah ketika hampir setiap lagunya meraih kesuksesan dan ia tampil di setiap lokasi tur yang tikernya laris selama 1980-an.
Ikon legendaris
Kesuksesannya bertahan sampai dekade-dekade berikutnya. Ia juga terpilih untuk merekam lagu GoldenEye, lagu utama untuk film James Bond pertama yang dibintangi Pierce Brosnan.
Pada pergantian abad, pada usia 61 tahun, dia mengumumkan akan masuk masa pensiun parsial.
Tina Turner dikenal sebagai ikon feminis dan pada 2003 ia hadir di acara Kennedy Center Honours di mana bintang-bintang seperti Oprah Winfrey, Al Green dan Beyonce bergabung bersama Presiden AS saat itu, George Bush, untuk memberi penghormatan kepada Tina.

Ia kembali ke panggung pada 2008, saat ia menyanyi di acara Grammy Awards dan memulai tur untuk mengenang 50 tahun ia menjadi penyanyi.
Terlepas dari berjalannya waktu, energinya di atas panggung tidak tampak berkurang dan suaranya tetap kuat seperti dulu.
Pada 2013, di usia 73 tahun, dia menjadi orang tertua yang muncul di sampul majalah Vogue. "Saya tidak akan pernah menyerah pada usia sampai saya tua," katanya. "Dan aku masih belum tua."
Dia menikahi seorang eksekutif rekaman, Erwin Bach, setelah menjalin hubungan selama 27 tahun, dan meninggalkan kewarganegaraan AS untuk menjadi warga negara Swiss.
Pada 2020, dia mengeluarkan rekaman baru lagu What’s Love Got to Do with It?. Lagu itu memasuki 40 lagu teratas tangga nada Inggris, membuatnya sebagai penyanyi pertama yang berhasil melakukan itu dalam tujuh dekade terpisah.
Setahun kemudian, Turner menjual hak paten lagu-lagunya kepada BMG Rights management senilai US$50 juta (atau setara Rp747 juta) dan ia masuk ke dalam Rock n Roll Hall of Fame.
Sebelum ia meninggal, Tina Turner menjadi tokoh utama dalam pertunjukan musikal di West End London yang menceritakan kisah hidupnya.
Dia pernah ditanya apa yang mendorongnya selama bertahun-tahun berjuang melewati kesulitan dan kekerasan.
"Saya tetap berada di jalur yang benar dari awal hingga akhir," katanya, "karena saya percaya pada sesuatu di dalam diri saya yang mengatakan bahwa keadaan bisa menjadi lebih baik."
Sumber: bbcindonesia.com