MOSKOW, HETANEWS.com - Kremlin menyebut penggunaan perangkat keras militer AS oleh pejuang yang menyerang wilayah perbatasan Rusia pekan ini merupakan bukti meningkatnya keterlibatan Barat dalam konflik Ukraina.
"Bukan rahasia lagi bagi kami bahwa semakin banyak peralatan dikirim ke angkatan bersenjata Ukraina," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Rabu (24/5/2023) ketika ditanya tentang penggunaan perangkat keras buatan Barat oleh para pejuang pro-Ukraina.
Peskov menambahkan, peralatan perang itu digunakan untuk melawan militer Rusia. Maka artinya, keterlibatan Barat secara langsung dan tidak langsung semakin meningkat.
"Bukan rahasia lagi bagi kami bahwa keterlibatan langsung dan tidak langsung negara-negara Barat dalam konflik ini semakin meningkat dari hari ke hari. Kami menarik kesimpulan yang tepat," katanya.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berjanji, Moskow akan menanggapi aksi itu dengan lebih banyak serangan lintas batas dengan cepat dan sangat kasar.
Pada Selasa (22/5/2023), militer Rusia mengklaim telah mengalahkan gerilyawan yang menyerang wilayah perbatasan Rusia, Belgorod dengan kendaraan lapis baja pada hari sebelumnya. Serangan itu telah menewaskan lebih dari 70 pejuang dan mendorong sisanya kembali ke Ukraina.
Mereka juga mengklaim telah menghancurkan empat kendaraan lapis baja dan lima truk pikap. Itu menjadi salah satu serangan terbesar Ukraina ke Rusia sejak Moskow meluncurkan operasi militer khusus tahun lalu.
Rekaman beberapa kendaraan hancur yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan perangkat keras militer buatan AS seperti truk militer Humvee.
Reuters dapat mengonfirmasi lokasi kendaraan yang rusak dan detail sekitarnya yang ditampilkan dalam video tersebut, meskipun tidak dapat memverifikasi tanggal pembuatannya.
Amerika Serikat yang merupakan pemasok militer terbesar Ukraina, meremehkan laporan bahwa perangkat keras militer buatan Amerika digunakan dalam serangan itu. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan pihaknya skeptis pada saat ini tentang kebenaran laporan tersebut.
"Sebagai prinsip yang lebih umum ..., kami tidak mendorong atau mengaktifkan serangan di dalam Rusia dan kami telah menjelaskannya. Tapi seperti yang juga telah kami katakan, terserah Ukraina untuk memutuskan bagaimana melakukan perang ini," katanya.
Sumber: inews.id