Setelah sebelumnya ramai isu soal parkir Ramadhan Fair yang padahal gratis, muncul lagi informasi bahwa para pedagang yang berjualan dimintai untuk membayar "tetek bengek". Ini seperti yang disampaikan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution.
"Banyak yang komen di tempat saya itu, walau banyak pedagangnya di situ yang tidak bayar sewa tapi banyak bayar tetek bengeknya," kata Bobby Nasution, Kamis (30/3/2023).
Orang tua dari Ketua Nahyan itu mengingatkan agar para pedagang tidak perlu membayar uang seperti itu lagi. Pasalnya, Pemkot Medan sendiri telah mengeluarkan biaya dari APBD untuk kegiatan Ramadhan Fair sebesar Rp5 miliar.
"Karena itu ditanggung oleh APBD semua dan kepada para pelaku usaha jangan bayar seperti itu," tutupnya.
Namun, apakah detikers tahu apa itu tetek bengek? Bagi yang belum tahu, berikut detikSumut bagikan penjelasannya!
Apa arti tetek bengek? Perlu detikers ketahui, tetek bengek sendiri termasuk salah satu contoh idiom. Menurut KBBI, idiom adalah rangkaian kata yang artinya tidak sama dengan unsur penyusunnya.
Jika melihat dari kata-kata penyusunnya, idiom "tetek bengek" mungkin terdengar vulgar. Apabila diartikan satu per satu, berdasarkan KBBI, tetek bisa berarti 'payudara' atau 'masalah kecil', sedangkan bengek artinya 'asma' atau 'sesak napas'.
Namun, karena tetek bengek termasuk idiom, maka detikers tidak dapat menerjemahkannya secara harfiah.
Masih merujuk KBBI, adapun pengertian tetek bengek yang sesungguhnya adalah "masalah yang kecil atau remeh". Hal serupa juga disampaikan oleh seorang wikipediawan bernama Ivan Lanin melalui akun Twitter-nya.
"(Idiom tersebut tergolong) Baku. tetek bengek = masalah kecil/remeh," tulis Ivan Lanin, dikutip detikSumut, Jumat (31/3/2023).
Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan isu Ramadhan Fair di Medan, makna "membayar tetek-bengek" kemungkinan adalah "membayar biaya kecil atau remeh". Maksudnya, para pedagang harus memberikan sejumlah uang yang nominalnya kecil atau sedikit.
Meskipun arti sebenarnya adalah masalah yang remeh, masyarakat Indonesia nampaknya masih belum terlalu terbiasa dengan idiom yang satu ini. Kemungkinan besar, ini disebabkan oleh kata penyusun "tetek" yang lebih sering diasosiasikan dengan anggota badan wanita.
Contoh Idiom dalam Bahasa Indonesia Lainnya
Bukan hanya tetek-bengek, masih ada banyak lagi idiom dalam bahasa Indonesia yang cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa di antaranya:
- Kambing hitam: Orang yang dituduh bersalah, padahal sebenarnya tidak
- Cakap angin: Membual, omong kosong
- Kabar burung: Kabar yang kebenarannya belum pasti
- Gaji buta: Menerima gaji atau upah tanpa bekerja
- Angkat tangan: Menyerah
- Demam panggung: Gugup
- Kebakaran jenggot: Sangat panik atau bingung
- Panas hati: Iri hati
- Bermuka dua: Munafik
- Berbadan dua: Hamil
- Pusing tujuh keliling: Sangat pusing