HETANEWS.com - Twitter telah menjadi media sosial pertama di Amerika Serikat yang mengizinkan penggunanya mengiklankan produk-produk mengandung ganja atau berasal dari rami.

Sementara itu, media sosial saingan Twitter seperti Facebook, Instagram, dan TikTok, tidak mengizinkan adanya iklan ganja, dalam rangka mematuhi undang-undang federal AS.

Twitter mengumumkan pembaruan tersebut di sebuah blog. Disebutkan, patform tersebut telah menjadi akar dari beberapa gerakan 'akar rumput' yang paling kuat, lapor India Today.

"Ruang ganja di Twitter menyenangkan dan melibatkan pengguna yang meng-tweet tentang pengalaman mereka menggunakan ganja - baik untuk pengobatan, kesehatan, atau rekreasi - serta merekomendasikan merek, produk, dan lokasi ritel. Percakapan tersebut juga mencerminkan di mana industri ganja saat ini sedang menuju: reformasi legislatif/kebijakan, pengembangan bisnis, dan dampak masyarakat," tulis Twitter dalam keterangan resminya.

Lebih jauh, Twitter juga akan mengizinkan perusahaan ganja untuk beriklan di platformnya, selama mereka memiliki lisensi yang sesuai dengan peraturan pemerintah.

"Ke depan, Twitter memungkinkan pengiklan untuk mempromosikan preferensi merek dan konten informasi terkait ganja untuk CBD, THC, dan produk dan layanan terkait ganja." sambungnya.

Pembaruan ini seolah-olah menunjukkan bahwa Twitter sedang melihat opsi yang berbeda untuk meningkatkan pendapatannya. Ini dilakukan setelah beberapa pengiklan menarik diri dari Twitter, usai Elon Musk mengambil alih perusahaan pada akhir Oktober 2022 lalu.

Dengan begini, maka kita bisa menarik kesimpulan jika Twitter telah resmi menjadi media sosial yang mendukung penggunaan ganja, baik untuk rekreasi maupun pengobatan.

Kebijakan baru yang dibuat Twitter pun langsung menjadi sorotan dunia. Banyak yang khawatir jika iklan ganja di Twitter dapat membuat pengguna di bawah umur untuk mulai menggunakan ganja demi kebutuhan rekreasi semata.

Sumber: indozone.id