SIMALUNGUN - Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2023 menyatakan angka prevalensi stunting di Simalungun turun menjadi 17,4 persen.
Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Simalungun menyampaikan angka prevalensi Tahun 2021- 2022 sebelumnya 28 persen.
"Berarti ada penurunan sekitar 10,6 persen Ini resmi dari data SSGI yang disampaikan pada Rakernas Penurunan Stunting yang berlangsung pada 25 Januari 2023 lalu yang dihadiri oleh Presiden RI di Auditorium BKKBN Halim Perdanakusuma,"kata Gimrood.
Menurutnya, penurunan prevalensi stunting, merupakan hasil kerjasama yang dibangun selama ini antara TPPS dengan seluruh masyarakat dan stakeholders di Kabupaten Simalungun termasuk TP PKK Simalungun.
"Berbagai upaya yang kita lakukan untuk menekan angka prevalensi stunting di Simalungun, seperti pemberian makanan tambahan kepada batita, balita dan bumil (ibu hamil) termasuk pemeriksaan kepada calon pengantin (catin)," kata Plt Kadis PPKBD Kabupaten Simalungun ini.
Turunnya angka prevalensi ini pun mendapat apresiasi dari TP PKK Provsu yang berkunjung ke Kabupaten Simalungun, dalam rangka Supervisi program kerja PKK tentang pelaksanaan tertib administrasi PKK, UP2K PKK, hatinya PKK dan IVA Test terhadap desa/kelurahan percontohan.
"PKK harus ikut serta dalam penurunan stunting untuk mencapai angka 14 persen di Tahun 2024. Selamat buat Simalungun angka prevalensi stunting nya turun,"kata Rosida Berutu salah seorang anggota Tim Supervisi PKK Provsu.
"Kami lihat angka stunting di Simalungun turunnya sangat signifikan sampai 10,6 persen dari kinerja kita semua, namun ini harus kita tingkatkan kembali,"kata Rosida.
Dari angka prevalensi stunting di Simalungun yakni 28 persen menjadi 17,4 persen..
"Target kita 25 persen. Jadi penurunan ini sangat luar biasa buat Simalungun. Pertahankan ini dan tingkatkan ini kedepannya,"sebut Rosida.