SIANTAR - Tiomerli Sitinjak masih tegar saat mata kirinya lebam membiru. Tatapan matanya mulai terganggu namun ingatannya kuat saat menceritakan tragedi kekerasan yang terjadi pada Rabu 25 Januari 2023.

Tiomerli adalah Ketua Forum Tani Sejahtera Indonesia (Futasi). Dia dan para petani mengolah lahan dan mendirikan pemukiman sejak 2004 di lahan kebun berlokasi di Kelurahan Gurilla, Kecamatan Sitalasari, Pematang Siantar

Belakangan lahan tersebut diambil alih pihak PTPN III Unit Kebun Bangun, dan sejak itu Futasi memilih bertahan hingga terjadi konflik antara warga dan pihak kebun.

Pada Januari 2023, sedikitnya 3 kali bentrokan fisik yang mengakibatkan warga luka luka. Salah satunya Tiomerli, Ibu yang memperjuangkan tanah dan nasib petani di Gurilla.

Saat ditemui di kediamannya, Tiomerli terbaring lemah. Ia pelan pelan menceritakan penyebab dirinya mengalami luka. Ia mengaku menerima serangan pukulan dari seorang pria secara bertubi tubi di kediamannya.

Baca juga: Saat Wali Kota Susanti Abaikan Persoalan Gurilla, 10 Orang Terluka

Sebelum itu, pada Rabu pagi menjelang siang, warga dan puluhan security terlibat kontak fisik saat security meratakan rumah yang dihuni boru Simanungkalit. Selain rumah tanaman warga juga digredel alat berat.

Padahal kata Tiomerli, rumah tersebut bukan penerima ganti rugi atau sugu hati dari PTPN III. “Kami gak ada menghalangi langkah mereka (security) untuk bekerja," tutur Tiomerli saat ditemui di kediamannya, Kamis (26/1).

Setelah peristiwa itu, puluhan Security mendatangi rumah Tiomerli dan merangsek kebun miliknya.

Satu hal yang diketahui Tiomerli saat itu, seorang pria yang ia kenali terlibat dalam gerombolan Security. Ia menduga ada orang suruhan PTPN III yang berlatar preman.

Saat itu dirinya mencoba menghadang, namun malah menerima pukulan keras dari seorang pria tepat pada kepala, muka dan mata.

"Siap dari pagi sudah ricuh, siangnya langsung datang ratusan Satpam dan sekelompok preman bayaran PTPN menyerang rumah saya dengan melempari tanah dan batu," ujar Tiomerli.

Kasus penganiayaan tersebut ia laporkan ke polisi. Tiomerli berharap pihak kepolisian segera mengusut pelaku penganiayaan terhadap dirinya.

"Mereka pakai preman preman kampung yang sudah menerima Tali Asih dan mereka itu tidak bagian dari PTPN III. Seperti yang kita ketahui dari mereka sendiri dibayar,” ucapnya.

Baca juga: PKB Siantar Kecam Aksi Kekerasan Security PTPN III Terhadap Warga Gurilla