TAPUT, HETANEWS.com - Belakangan geger video seorang ibu di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, terpaksa melahirkan di teras puskesmas lantaran layanan sudah tutup.

Dalam video yang beredar, terlihat seorang wanita yang terduduk lemas sembari menahan sakit di depan puskesmas, didampingi seorang pria. Ia berhasil melahirkan tanpa bantuan petugas kesehatan.

Beruntung bayi lahir dengan selamat dan dalam kondisi sehat. Spesialis obgyn dr Boyke Dian Nugraha menyebut kejadian serupa kerap terjadi akibat minimnya edukasi persalinan di daerah.

Sebagai dokter yang pernah berpraktik menjadi dokter umum di daerah Tapanuli, ia mengakui layanan kesehatan di wilayah tersebut memang kurang merata. Namun, ibu hamil yang mengetahui hari perkiraan lahir (HPL) tentu disebutnya bakal terhindar dari kejadian semacam ini.

"Pertama ibu itu harusnya tahu, lagipula kan di Tapanuli ada juga bidan desa, kita ya kalau jaman dulu itu ada bidan rumah dan sebagainya, jadi kalau dia kontrol ke bidan atau kontrol ke puskesmas dia sudah pasti tahu kapan persalinannya," terang dr Boyke

"Mulai mulesnya itu kapan, itu kira-kira dia harus ke puskesmas harusnya sudah tahu, kemungkinan kalau menurut saya dia tidak mengerti, yang siap antar jaga suaminya juga nggak ngerti, sehingga pas ke puskemas yang sudah tutup, seharusnya kan mulesnya nggak langsung di situ, pasti sudah beberapa jam sebelumnya," sambung dr Boyke.

  • Pentingnya Edukasi

dr Boyke menyebut seorang bumil sebelum melahirkan biasanya mengalami kontraksi atau muncul rasa mulas kurang lebih sekitar 9-10 jam, jika mengandung anak pertama. Sementara di kasus anak kedua dan ketiga, umumnya hal ini terjadi selama enam jam.

Jika pasien tidak bisa ditangani lantaran puskesmas sudah tutup, seharusnya ada rumah bidan dan dokter terdekat yang tersedia untuk segera membantu persalinan. Karenanya, orangtua wajib mengetahui kira-kira puskesmas mana yang berdekatan dengan rumah bidan dan dokter.

"Jadi kalaupun pasien datang puskesmasnya sudah tutup kita bisa masih menolong, pertama ada bidan di sebelah rumah saya, kemudian di rumah saya juga ada saya," cerita dr Boyke.

"Di sana kan ada bidan desa, masa nggak ke bidan desa, selama ini kontrol di mana, dan pasien toh untuk biaya kan sudah dijamin oleh BPJS. Iya edukasinya, jadi harus edukasi bahwa sekarang ini siapapun pasien bisa dilayani di puskesmas di rumah bidan tanpa harus membayar karena kan ada BPJS," tutup dia.