BATUBARA,HETANEWS.com - Sejumlah petani di Desa Gambus Laut, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara merana, karena gagal panen akibat sawahnya disapu banjir.

Satu diantara petani yang gagal panen akibat banjir adalah Suprianto.

Saat ditemui di gedung darurat penampungan korban banjir, Suprianto curhat, bahwa ia mengalami kerugian yang sangat besar, setelah sawah seluas empat rantai miliknya terendam air.

"Saat ini sawah milik kami sudah tidak bisa diharapkan lagi, sudah tenggal semua," kata Suprianto dengan wajah masam, Selasa (22/11/2022).

Ia mengatakan, dengan kondisi banjir seperti sekarang ini, maka bulir padi akan kosong.

Sebab, semua sudah terencam air.

"Biaya panen sama hasil panen ya tidak sebanding, terkadang bisa jadi merugi. Harusnya panen Desember nanti," katanya.

Ia mengaku, saat ini masih kebingungan karena rumah miliknya masih dipenuhi oleh banjir, dan belum dapat ditempati.

"Saya masih ingat, puncak banjir itu kemarin pada hari Kamis (lalu). Banjir setinggi dada saya, kami langsung mengungsi karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan," curhatnya.

Ia mengaku, saat air mulai merangkak naik, warga atas perintah camat diminta untuk menempati gedung bekas kantor Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemkab Batubara.

"Ada sekitar 30 kepala keluarga saat itu kami disarankan untuk mengungsi ke gedung ini," katanya.

Suprianto menerangkan, untuk kebutuhan makan dan kesehatan, pihak Pemkab Batubara telah membangun dapur umum dan posko kesehatan.

"Makan memang sudah ditanggung. Tapi sampai kapan bisa tahan seperti ini," katanya.

Dari data terakhir yang diterima Tribun-medan.com, ada sebanyak 2.252 KK yang terdampak banjir di 16 desa di Kabupaten Batubara.

Hal tersebut diakibatkan meluapnya air sungai Bahbolon yang mengakibatkan tanggul sungai pecah dan membanjiri areal pemukiman warga.