SIMALUNGUN - Pagelaran budaya drama musikal Toping toping Huda huda di Pantai Bebas Parapat hibur wisatawan, Sabtu 13 November 2022.

Selain melestarikan budaya, pagelaran ini bertujuan menarik kunjungan wisata ke kawasan Danau Toba Simalungun.

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun M Fikri Damanik mengatakan pagelaran bertujuan untuk melestarikan tari tradisional Simalungun.

"Dinas Pariwisata dan kebudayaan Simalungun menggandeng event organizer Sanggar Bindu Matoguh/pimpinan sekaligus sutradara Teguh Sinaga," katanya.

Ketua Lembaga Pemangku Adat dan Budaya Simalungun, Jan Togu Damanik menyampaikan terima kasih telah mengangkat adat Simalungun.

"Terima kasih kepada Pemerintah Simalungun yang telah melestarikan budaya Simalungun dengan menggelar pagelaran budaya," ucapnya.

Dalam bahasa Simalungun, topeng disebut toping dimana Tari Huda-huda juga disebut Tari Toping-toping.

Para penari terdiri dari tiga orang. Salah satunya mengenakan kostum dengan bentuk dan ekor panjang menyerupai kuda serta membawa kepala burung enggang.

Burung ini diyakini sebagai perantara yang akan membawa arwah orang mati bertemu Tuhan.

Tarian diiringi suara musik, para penari melakukan gerakan yang lucu dan menghibur.

Penari yang menggunakan kostum ini melangkah dan menari seperti kuda yang dalam Bahasa Simalungun disebut huda. Inilah asal muasal penyebutan nama Tari Huda-huda.

Dua penari lain menyelubungi tubuhnya dengan kain dan menggunakan topeng berwajah perempuan dan topeng berwajah laki-laki.

Meskipun terdapat dua jenis topeng, tapi seluruh penari merupakan kaum laki-laki.

Konon dikisahkan bahwa tarian ini dilakukan saat putra tunggal Raja di Simalungun meninggal dunia. Permaisuri yang sangat bersedih, tidak mengijinkan orang untuk menguburkan jasad putranya.

Ia terus memeluk jasad tersebut hingga berhari-hari bahkan hingga jasad sang putra membusuk.

Hal itu pun menjadi pembicaraan di kalangan rakyat, yang juga mencari cara agar jasad pangeran dapat segera dikuburkan.

Pembicaraan tersebut juga sampai hingga sekelompok orang yang berkumpul dalam suatu pertemuan dan terbawa dalam candaan dan gurauan yang dilakukan, sehingga tercetuslah sebuah ide.

Mereka lalu datang ke Bolon (istana) untuk mempertunjukan satu kesenian yang akan menghibur sang permaisuri dengan tarian toping toping huda huda.

Baca juga: Menparekraf Apresiasi Pagelaran Seni Budaya Simalungun di Pantai Bebas