HETANEWS.com - Arkeolog di Israel menemukan residu opium dalam pecahan tembikar kendi hingga bejana berusia lebih dari 3.500 tahun. Peneliti menduga bahan narkoba itu digunakan untuk kebutuhan ritual kuburan.
Pecahan ditemukan oleh tim ilmuwan dari Israel Antiquities Authority (IAA) dan Weizmann Institute of Science di sebuah situs arkeologi yang berlokasi di Tel Yehud, Israel. Dulu daerah itu dikenal dengan nama Kanaan.
Awalnya peneliti menemukan lubang makam era Zaman Perunggu akhir selama melakukan penggalian di situs tersebut pada 2012.
Kemudian mereka menemukan tembikar penyimpanan opium di samping sisa kerangka manusia berjenis kelamin pria, diduga meninggal di usia 40 atau 50 tahun, pada ekskavasi lanjutan 2017. Penelitiannya baru diterbitkan di jurnal Archaeometry pada 2 Juli 2022.

Dari 22 pecahan kendi hingga bejana yang ditemukan, delapan di antaranya terdapat jejak bekas opium. Beberapa tembikarnya diimpor dari pulau Siprus yang terletak di sebelah Barat Tel Yehud, karena pita tanah liat pada bejana berleher panjang dan dekorasi khas lainnya dipastikan ilmuwan memiliki ciri khas yang sama dengan tembikar di daerah tersebut.
Ilmuwan meyakini residu narkoba yang dibuat dengan menggunakan biji tanaman popi itu dimanfaatkan dalam ritual kuno yang berhubungan dengan penguburan. Arkeolog IAA, Ron Be'eri, mengatakan opium digunakan orang yang masih hidup untuk anggota keluarga mereka yang telah meninggal.
(Pecahan tembikar penyimpanan opium) ditempatkan di kuburan untuk upacara makan, ritus, dan ritual yang dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk anggota keluarga mereka yang telah meninggal.
- Ron Be'eri, Arkeolog IAA -
Tim peneliti gabungan juga menjelaskan tembikar dibentuk menyerupai bunga popi dan berasal dari sekitar abad ke-14 SM. Mereka berada dalam kondisi yang cukup baik untuk memungkinkan analisis residu kimia yang menempel di bagian dalam.

Bukti opium sudah digunakan sejak dahulu kala
Penemuan pecahan tembikar tersebut lantas memberi gambaran menarik tentang peran opium dalam masyarakat lokal pada saat itu. Ini juga mengisyaratkan fakta bahwa zat tersebut telah digunakan lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
“Penelitian ini menghidupkan kembali diskusi yang telah berlangsung selama beberapa dekade tentang keberadaan dan fungsi perdagangan opium di wilayah budaya yang sangat penting di Timur Dekat Kuno dan penggunaan serta peran kendi Cincin-Dasar selama Zaman Perunggu Akhir,” jelas tim penulis studi, sebagaimana dikutip ZMEScience.
Penelitian yang dilakukan juga menemukan penyimpanan opium terbatas padat tembikar berbentuk cincin.
“Selanjutnya, ditemukan bahwa penyimpanan opium tidak terbatas pada tembikar Cincin. Opium mungkin diencerkan ke dalam toples penyimpanan dan tembikar, menandakan pentingnya pemanfaatan opium pada skala yang lebih besar selama periode ini,” jelasnya.
Sumber: kumparan.com