HETANEWS.com - Alih fungsi GOR Kota Pematang Siantar menjadi Gedung Merdeka yang akan dijadikan mall, Gedung Serbaguna, dan GOR menuai pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat Kota Pematang Siantar.

Tidak adanya transparansi kepada publik menjadi penyebab utama sehingga banyak menimbulkan protes dan menjadi atensi masyarakat saat ini.

Wacana GOR Pematang Siantar menjadi mall sudah lama terjadi. Pada tahun 2019 di masa kepemimpinan Wali Kota Hefriansyah Noor Gedung Olahraga (GOR) Kota Siantar akhirnya dipihakketigakan kepada PT. Suriatama Mahkota Kencana.

Pada saat itu, pembangunan GOR menjadi mall menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat.

Di masa kepemimpinan Wali Kota dr. Susanti Dewayani status GOR Kota Pematang Siantar yang saat ini masih tetap berlanjut, namun timbul kecurigaan kepada kita semua.

Pasalnya, pada tanggal 31 Agustus 2022, peletakan batu pertama pun dilakukan oleh pemerintah Kota Pematang Siantar dan pihak PT Suriatama Mahkota Kencana.

Namun, hal tersebut mengejutkan semua pihak, tidak terkecuali DPRD Pematang Siantar yang merasa bahwa acara tersebut terkesan dilakukan dengan tiba-tiba dan tidak ada konfirmasi sebelumnya kepada DPRD Kota Pematang Siantar.

Sebagai tugas legislatif dalam hal pangawasan, DPRD mengambil langkah tegas dalam merespon hal tersebut.

DPRD Kota Pematang Siantar memanggil Wali Kota Pematang Siantar untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada tanggal 5 September 2022, dan RDP tersebut dihadiri Ibu Wali Kota, namun dalam RDP tersebut belum mendapatkan solusi terbaik.

Lalu pada tanggal 19 September 2022, DPRD Pematang Siantar kembali mengundang Wali Kota untuk hadir pada RDP untuk membicarakan persoalan GOR Pematang Siantar, namun RDP tersebut tidak dihadiri oleh Wali Kota Pematang Siantar.

Tentu saja hal di atas mendapat respon cepat dari banyak pihak, tidak terkecuali dari organisasi mahasiswa, yakni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pematang Siantar.

Dalam keterangannya, Edis Galingging, selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Pematang Siantar menyampaikan apresiasi langkah legislatif (DPRD) karena merespon cepat persoalan GOR.

"Namun kita sangat menyayangkan kebijakan yang dilakukan oleh eksekutif (walikota) kita. Persoalan GOR Pematang Siantar sudah lama terjadi, tetapi kita menduga tidak ada niat transparan dari Pemerintah Pematang Siantar soal pembangunannya,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, pada tahun 2019 PMKRI Cabang Pematang Siantar juga turut mengkritisi kebijakan tersebut.

"Dan kita sangat tegas untuk menolak alih fungsi GOR menjadi mall, kita dari mahasiswa hanya menginginkan agar GOR tersebut direnovasi atau dibangun kembali menjadi GOR, agar anak muda atau generasi di Kota Pematang Siantar dapat mengembangkan bakatnya dengan baik,” ucap Edis Galingging.

Pemerintah Kota Pematang Siantar, kata dia, harus terbuka soal GOR Pematang Siantar.

Menurutnya, warga perlu mengetahui bagaimana soal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bangunan tersebut, baik lingkungan dan lalu lintasnya.

"Soal Memory of Understanding (MoU) juga harus terbuka kepada publik, lalu bagaimana dengan izin terhadap masyarakat sekitar," ucapnya.

Ia menyinggung lokasi sekolah yang berdampingan dengan GOR tersebut.

Meski secara zona Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) daerah tersebut merupakan zona ekonomi, namun menurutnya, perlu memikirkan bagaimana dampak di lingkungan sekitar.

"Dan yang terakhir bagaimana dampaknya terhadap pasar tradisional yang ada di Kota Pematang Siantar dan masih banyak lagi. Tentu semua ini harus transparan, agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan” katanya.

PMKRI Cabang Pematang Siantar, kata Edis, meminta dan mendesak kepada DPRD Pematang Siantar agar turut mengundang mahasiswa pada saat RDP soal GOR.

Sebab, kata Edis, pihaknya merasa masih banyak kejanggalan dan perlu dikaji ulang kembali.

"Persoalan GOR adalah persoalan anak muda di kota ini, dan kita siap untuk melayangkan surat permohonan kepada DPRD agar mahasiswa yang ada di Kota Pematang Siantar turut diundang dalam persoalan GOR Pematang Siantar,” ucapnya.