HETANEWS.com - Dalam beberapa bulan terakhir, Partai Demokrat telah mengunjungi sejumlah tokoh dan partai lain untuk menjajaki kemungkin berkoalisi.

Bahkan, pertemuan Demokrat dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh telah dilakukan tiga kali. Selain itu, Demokrat juga telah menyambangi sejumlah partai, seperti Golkar dan Gerindra.

Namun, belum ada tanda-tanda keterlibatan Demokrat dalam koalisi tertentu. Sebaliknya, Demokrat disebut-sebut telah ditolak oleh Golkar dan PDIP untuk menjalin koalisi.

Nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga tak banyak dilirik oleh partai-partai lain dalam bursa calon presiden dan wakil presiden.

Lantas, mengapa Demokrat sulit berkoalisi di Pilpres 2024?

Posisi Demokrat

Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai, Partai Demokrat harus menyadari posisi mereka kini berbeda dari 15 tahun yang lalu.

Saat itu, partai berlambang bintang mercy tersebut memang mendominasi dan memenangkan dua kali pemilu.

Akan tetapi, mereka harus menyadari kondisi mereka dalam dua pemilu terakhir yang berada di papan tengah. Karenanya, Ubed menyebut Demokrat kini harus bisa melakukan lobi-lobi politik cerdas dan bersedia berada pada posisi partai menengah untuk bersama partai lain.

"Sikap dan strategi dengan kesadaran sebagai partai menengah yang cerdas menjadi sangat penting," kata Ubed kepada Kompas.com, Kamis (7/7/2022).

"Tetapi jika masih merasa sebagai partai nomor satu, secara psikologis politik itu hal yang mengganggu upaya Partai Demokrat melakukan koalisi dengan partai lain," sambungnya.

Nama AHY dalam bursa capres

Sementara itu, ketidakmunculan nama AHY dalam bursa calon presiden partai lain dinilai karena posisinya sebagai ketua partai.

Ubed menuturkan, posisi tersebut sama seperti yang dihadapi oleh Airlangga Hartarto, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Achmad Syaikhu, atau Zulkifli Hasan.

Menurutnya, nama-nama tersebut hanya muncul sebagai capres di partai masing-masing. Selain itu, ia menilai bahwa AHY tidak memiliki pengalaman di tingkat eksekutif dan legeslatif.

"Saya kira dua faktor itu yang membuat AHY tidak muncul sebagai capres cawapres dari partai lain," jelas dia.

"Kalau dari lembaga-lembaga survei yang ada, saya kira nama AHY tetap muncul meski berada di papan menengah ke bawah," lanjutnya.

Sebagai pendatang baru, Ubed menyebut posisi menengah ke bawah merupakan pencapaian politik yang cukup bagus bagi AHY.

Sumber: kompas.com