JAKARTA, HETANEWS.com - China menepis tudingan Kepala Administrator NASA bahwa negaranya ingin menguasai Bulan sebagai bagian dari program militer. Negeri Tirai Bambu itu menegaskan pihaknya selalu menyerukan pembangunan komunitas bangsa-bangsa di luar angkasa.

Negara ini makin cepat mengembangkan program luar angkasa dalam dekade terakhir, dengan eksplorasi Bulan sebagai fokusnya. China melakukan pendaratan tanpa awak pertama di Bulan pada tahun 2013 dan menargetkan bisa meluncurkan roket yang cukup kuat untuk mengirim astronaut ke Bulan menjelang akhir dekade ini.

"Kita harus waspada terhadap ambisi China mendarat di Bulan," kata Administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Bild, pekan lalu.

Dikutip dari Reuters, Selasa (5/7/2022) Nelson mengatakan program luar angkasa China adalah program militer dan China telah mencuri ide dan teknologi dari orang lain.

"Ini bukan pertama kalinya kepala Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS mengabaikan fakta dan berbicara tidak bertanggung jawab tentang China," kata Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China merespons tudingan ini.

"Pihak AS terus-menerus membangun kampanye kotor terhadap program luar angkasa China yang sebenarnya normal dan masuk akal, dan China dengan tegas menentang pernyataan tidak bertanggung jawab seperti itu," tegasnya.

Ditambahkannya, China selalu mengedepankan pembangunan masa depan bersama bagi umat manusia di luar angkasa dan menentang persenjataannya dan perlombaan senjata apa pun di luar angkasa.

Untuk diketahui, NASA, di bawah program Artemis, berencana mengirim misi berawak untuk mengorbit Bulan pada 2024 dan melakukan pendaratan berawak di dekat kutub selatan Bulan pada 2025.

Sedangkan China, merencanakan misi tanpa awak ke kutub selatan Bulan beberapa waktu dekade ini. China diperkirakan akan meluncurkan roket untuk kategori tugas berat terbarunya pada tahun 2028. Roket ini sangat kuat dan akan digunakan mengirim pesawat ruang angkasa berawak ke Bulan.

Kendaraan peluncuran ini mampu menempatkan pesawat ruang angkasa seberat 15 hingga 50 ton pada lintasan ke Bulan, kata Liu Bing, wakil perancang di China Aerospace Science and Technology.

"Roket ini juga cukup kuat untuk menempatkan wahana luar angkasa seberat 12 hingga 44 ton pada lintasan ke Mars, kata Liu tanpa menyebutkan nama roketnya.

China sebelumnya memperkirakan akan menyelesaikan desain dan konstruksi roket dengan daya dorong yang cukup untuk mengangkut astronautnya ke Bulan pada tahun 2030.

Sebenarnya, China masih tertinggal dari Amerika Serikat dalam hal pengalaman dan teknologi luar angkasa. Pendaratan kru NASA terakhir adalah pada tahun 1972 dan astronaut AS diperkirakan akan kembali ke Bulan pada tahun 2024. Namun beberapa tahun belakangan, China sanggup mengejar ketertinggalannya dengan mengebut sejumlah program luar angkasa.

Sumber: detik.com