SIMALUNGUN, HETANEWS.COM - Dalam mengkonversi lahannya, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV melontarakan opini jika teh saat ini mengalami penurunan pasar.
Tentu hal ini menjadi pertanyaan besar, apakah management tidak mampu menembus pasar sehingga tidak mampu memasarkan hasil perkebunannya atau pihak PTPN IV enggan mengembangkan diri sehingga mereka mengambil hal yang mudah?.
Hal itu disebutkan oleh Ketua LBH Poros Willy Sidauruk, dia mengatakan selama ini selalu didengungkan jika konversi dilakukan dikarenakan perusahaan merugi, menurutnya pernyataan tersebut seolah-olah PTPN IV enggan mengembangkan diri, padahal kata Willy Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbesar di Dunia.
"Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbesar di Dunia bahkan kata salah satu teh terbaik di Dunia, dari sini kita bertanya-tanya apakah PTPN IV enggak mampu menembus pasar akhirnya merugi atau bagaimana?," tanyanya.
Untuk itu Willy menyebutkan jika PTPN IV harusnya merubah management mereka terlebih dahulu ketimbang melakukan konversi lahan.
"Kalau tak mampu menembus lahan berarti rubah management dong, bukan merubah lahan," sebutnya.
Uniknya lagi kata Willy, saat ini banyak masyarakat UMKM bergerak dibidang pengelolaan teh, hal ini kata Willy menguatkan opini jika memang management PTPN IV enggan mengembangkan dirinya.
"Yang lebih unik lagi banyak sekarang kan masyarakat yang bergerak dibidang UMKM di komuditi teh, loh ini masyarakat aja mampu kok mengembangkan teh, kenapa PTPN yang dibiayai oleh Negara malah kebingungan, mari jujurlah, apakah PTPN IV malas mengembangkan diri atau bagaimana?,apa hanya untuk mengambil yang mudah saja makanya dipilih sawit?,"katanya.
Kata Willy lagi PTPN sebelum melakukan Konversi lahan sebenarnya terlebih dahulu harus melakukan uji lingkungan sehingga dapat menjelaskan kepada warga.
"Pertanyaannya apakah dampak lingkungannya sudah diteliti?, jangan konversi dulu baru bicara dampak lingkungan, teliti dulu dong dampak lingkungannya baru konversi,"katanya
Willypun mendesak Bupati Simalungun agar menurunkan timnya untuk meneliti dampak lingkungan bahkan kesejahtraan masyarakat jika memang PTPN IV memasakkan melakukan konversi lahan.
"Saya meminta dan mendesak Bupati Simalungun untuk menurunkan timnya meniliti dampak lingkungan bahkan sampai meniliti dampak kesejahtraan masyarakat jika konversi itu dilakukan,"kata Willy meminta.
Willy selaku ketua LBH poros indonesia juga akan meneliti persoalan ini lebih dalam lagi.
Bahkan logika saya yang bukan berlatar belakang academik saja, secara sekilas dapat menangkap ocehan konyolnya, dan oleh fakta seperti ini,wajar jika rekam jejak roda perubahan yang "konon negara kesatuan" terkhusus "BUMN"... bergerak mundur di masa lalu,kini, dan akan datang, yang selalu kecundang di setiap kancah dunia persaingan,
Apakah ini tidak merupakan tantangan,yang mutlak harus kita tanya dan Persoalkan ??? Bahwa kita dikelolah [bahasa pasaran "OLAH"] oleh orang-orang Goblok yang rakus dan picik !
Bahasa diatas cukup pantas di guna pakai sebagai standard kualifikasi dari fakta minus kebijakan pernyataan-pernyataan konyol & kebodohannya.
Orang-orang sebegitu...kok bisa ya jadi pengelolah, bingung guuuaaa