Oleh : Marlina Naibaho | BPS Kota Pematangsiantar
Hari pendidikan selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei yang merupakan hari kelahiran pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara. Ia merupakan pelopor pendidikan pada masa penjajahan dengan mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa yang terkenal dengan semboyan Tut Wuri Handayani.
Tahun 2021, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) merilis rangking sekolah menengah atas berdasarkan nilai Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK).
Dari rangking 1-200, hanya satu sekolah di Pematangsiantar yang masuk dan berada pada urutan 151 (top-1000-sekolah.ltmpt.ac.id). Ini menunjukkan kondisi pendidikan di Pematangsiantar perlu perhatian yang serius.
Hingga tahun 90an, Siantar masih menjadi kota rujukan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Banyak sekolah berdiri dan memiliki murid yang berasal dari kabupaten/kota lain bahkan luar provinsi.
Baca juga: Pj Walikota Pimpin Apel Siaga Sensus Ekonomi 2016, Landasan Susun Program Pembangunan
Namun, kondisi sekarang jauh berbalik, dapat dilihat dengan kasat mata beberapa sekolah seakan mati suri, jumah murid sedikit hanya cukup untuk menutupi biaya operasional bahkan bebrapa tidak mampu bertahan.
Data dapodik dalam 3 tahun ajaran (TA) terakhir menunjukkan jumlah sekolah dan murid di Pematangsiantar berkurang (dapo.kemdikbud.go.id). TA 2019/2020 masih terdapat 271 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 74.181 orang.
Namun, TA 2021/2022 menjadi 220 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 70.801 orang. Sebaliknya, jumlah guru bertambah menjadi 4.346 orang (TA 2021/2022) dari 4.267 orang (TA 2019/2020).
Harus diakui pendidikan memang tidak menjamin kesuksesan, namun pendidikan adalah jembatan untuk meraih kesuksesan. Nelson Mandela pernah mengatakan bahwa pendidikan merupakan senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.
Pendidikan memberikan pengetahuan yang tidak didapatkan dari lingkungan sekitar, membentuk pola pikir untuk mampu menghadapi segala tantangan, mencari solusi dari sebuah permasalahan. Kombinasi pendidikan formal dan non formal akan membentuk manusia yang berwawasan luas dan kompetitif.
Baca juga: BPS Siantar Siap Sukseskan Program Nawacita ke 4 melalui Penerimaan Calon Pendata
Angka Partisipasi Sekolah
Data BPS hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021, menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk kelompok umur 7-15 tahun sebesar 98,78%, artinya proporsi penduduk yang masih sekolah pada kelompok umur jenjang pendidikan SD-SMP (7-15 tahun) terhadap penduduk kelompok umur 7-15 tahun sudah mencapai 98,78%.
Namun, APS untuk kelompok umur 7-24 tahun semakin mengecil hanya 71,44%, artinya proporsi penduduk yang masih sekolah pada kelompok umur jenjang pendidikan SD-PT (7-24 tahun) terhadap penduduk kelompok umur 7-24 tahun hanya 71,44%.
Bahkan, APS cenderung mengecil pada kelompok umur jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yakni APS 7-12 tahun sebesar 100%, APS 13-15 tahun sebesar 97,64%, APS 16-18 tahun sebesar 83,02% dan kelompok umur 19-24 tahun sebesar 37,10%.
Semakin kecilnya APS pada kelompok umur jenjang pendidikan yang lebih tinggi, perlu mendapat perhatian lebih untuk mencari tahu penyebabnya.
Biaya pendidikan seharusnya tidak lagi menjadi masalah, program bantuan pendidikan cukup banyak diberikan pemerintah secara langsung maupun melalui lembaga pendidikan, baik untuk peserta didik dari latar belakang kehidupan ekonomi lemah maupun peserta didik yang berprestasi.
Baca juga: Penetapan UMK Kota Siantar pun Terkena Imbas BBM, Ditunda Dulu
Kualitas Lembaga Pendidikan
Ketidakmampuan lembaga pendidikan dalam memberikan pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan peserta didik yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Berbicara tentang kualitas lembaga pendidikan tidak terlepas dari kelengakapan sarana dan prasarana yang dimiliki serta kualitas tenaga pendidik yang dimiliki. Tenaga pendidik yang berkualitas akan mampu memberikan pendidikan yang berkualitas.
Tenaga pendidik memegang peran sentral dalam menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan, berwawasan luas, penuh ide dan kreasi serta berahlak baik. Semboyan Tut Wuri Handayani harus menjadi pegangan, tenaga pendidik harus mampu memberikan teladan dan contoh yang baik ketika berada didepan, harus mampu berkolaborasi dengan peserta didik dalam menciptakan prakarsa dan ide ketika berada ditengah dan harus mampu memberikan sebuah arahan dan dorongan kepada peserta didik ketika berada di belakang.
Peningkatan kualitas tenaga pendidik tidak terlepas dari peran serta dari pemerintah khususnya pemerintah Kota Pematangsiantar melalui dinas terkait. Dipandang perlu untuk mengadakan kegiatan pelatihan/kursus yang meningkatkan kompetensi dan rasa tanggung jawab moral sebagai seorang tenaga pendidik.
Era teknologi dan informasi yang cukup berkembang menuntut tenaga pendidik bukan hanya mampu menyampaikan materi pembelajaran yang konvensional saja, melainkan harus mampu menggunakan berbagai media agar materi pembelajaran dapat disampaikan lebih interaktif dan menarik.
Baca juga: Zainal Purba Ajak Anggota Komisi 1 Lainnya Lari dari Pendemo Penyandang Cacat
Kemampuan berkomunikasi yang baik juga diperlukan dalam menghadapi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih.
Gedung yang besar dan megah tidak menjamin pendidikan yang berkualitas, melainkan sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar perlu dilengkapi untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya.
Tentunya, ini membutuhkan biaya yang besar namun bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Pembangunan menuju lembaga pendidikan yang berkualitas dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana yang ada, sehingga proses tetap berjalan secara berkelanjutan.
Selain itu, tenaga pendidik juga perlu secara sukarela meningkatkan kompetensi dirinya. Kemajuan teknologi memberikan ruang yang cukup besar bagi peningkatan kompetensi tenaga pendidik. Banyak tersedia konten-konten pendidikan gratis yang tersedia diwebsite maupun youtube untuk dipelajari secara mandiri.
Bersama pasti bisa memajukan dunia pendidikan khususnya di Pematangsiantar. Kerjasama yang baik antara orangtua, peserta didik, tenaga pendidik dan pemerintah akan mendorong peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Baca juga: Susanti Berharap Optimalisasi Data Statistik Siantar