SIANTAR, HETANEWS.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Siantar tengah mengalami lonjakan. Pemerintah kota Siantar saat ini berupaya untuk memutus angka penularan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Siantar mencatat 22 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak tanggal 1-20 Januari 2022.

Adapun 22 pasien DBD terdapat di 17 Kelurahan dan kini para pasien telah menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Siantar.

"Yang meninggal dunia tidak ada. Saat ini sekitar 5 orang pasien yang masih di opname di rumah sakit," jelas Ahli Epidemiologi Ahli Muda Bidang Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Siantar, Domen Silalahi, Jumat (21/1/2022).

Menurut Domen, selain perubahan iklim, genangan air di pasca musim penghujan tahun lalu memicu perkembangan jentik nyamuk.

Baca juga: Surat Edaran: Camat Se Kota Siantar Diminta Cegah Lonjakan Kasus DBD

Oleh sebab itu perlu dilakukan pencegahan dengan membunuh Jentik sejak dini di tempat tempat penampungan atau genangan air, dengan cairan pemberantasan nyamuk DBD.

Cairan 'Bactivec' tersebut dapat diperoleh gratis di seluruh Puskesmas se Kota Siantar. Bactevic serupa bubuk Abate, namun berbentuk cairan yang diteteskan di wadah air.

“Jadi sekarang pembasmi jentik berbentuk cairan. Sudah kita distribusikan itu ke Puskesmas, itu gratis. Dulu kan namanya Abate, sekarang cairan,” jelasnya

"Genangan genangan air jadi sumber nyamuk. Karena nyamuk sifatnya menempelkan telurnya di dinding (tempayan/penampungan air)," jelasnya.

Ia juga mengatakan penularan DBD ini hanya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Dalam mempersempit meluasnya penularan DBD, dilakukan tracing dari lokasi rumah yang terkena DBD dan melakukan fogging.

Fogging atau pengasapan, kata Domen, hanya membunuh nyamuk dewasa.

“Fogging itu sifatnya [membunuh] untuk nyamuk dewasa, kalau jentik jentik kan nggak mati itu,” katanya.

Domen mengatakan Dinkes sebetulnya punya program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. Gerakan ini dilakukan untuk memantau perkembangan jentik di lingkungan rumah

tangga.

Menurut Domen, dua tahun belakangan program tersebut kurang maksimal lantaran kondisi pandemi covid 19 yang melonjak saat itu.

Adapun sebagai langkah antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap peningkatan DBD, pemerintah Kota Siantar melalui surat edaran juga meminta seluruh Camat se-Kota Siantar untuk mengaktifkan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) DBD.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah, Ada 22 Kasus di 17 Kelurahan