Ciamis,hetanews.com - Aksi perpeloncoan dalam kegiatan pramuka di SMAN 1 Ciamis, rupanya sudah berlangsung cukup lama, dan dilakukan turun temurun sehingga menjadi tradisi. Hal tersebut diceritakan salah seorang siswa SMAN 1 Ciamis kelas XI yang berinisial J (17).
J mengatakan bahwa aksi perpeloncoan memang terjadi saat dilakukan latihan pramuka di salah satu indekos alumni. Dalam kegiatan tersebut, siswa kelas X kemudian membuat 'lingkaran setan' untuk saling menampar sebagai tradisi menentukan sosok yang akan terpilih menjadi pimpinan sangga (Pinsa) pramuka.
"Memang itu tradisi kegiatan lingkaran setan, jadi mereka melingkar dan saling tampar. Memang sudah dari dulu seperti itu. Ada alumni juga," kata J.
Ia menjelaskan bahwa dalam pemahamannya, lingkaran setan dilakukan untuk membentuk karakter siswa kelas X, dan dia pun sempat mengalami hal tersebut. Bila saat kegiatan tersebut ada siswa yang terluka, maka pengurus pun melakukan pertolongan pertama.
J tidak pernah menyangka kalau kejadian tersebut akan menjadi besar, dan bahkan membuahkan laporan ke pihak kepolisian.
"Saya juga menyesal dengan kejadian ini. Inginnya tradisi ini dihilangkan. Tapi memang berprosesnya lama," jelasnya.
Wakil Kepala SMAN 1 Ciamis Bidang Kesiswaan, Iim Imansyah kepada wartawan menyebut bahwa sekolah tidak mengetahui sama sekali adanya kegiatan di indekos milik alumni. Walau begitu, pekan lalu memang sempat dilakukan kegiatan kepramukaan di sekolah, namun kegiatannya berakhir Kamis (6/1).
Ia memastikan bahwa kegiatan kepramukaan di salah satu indekos milik alumni tidak ada izin dari sekolah.
"Saya baru dikasih tahu sama Wakasek (wakil kepala sekolah) urusan humas pada Minggu (9/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Ternyata ada korban di kosan terluka parah. Kami langsung bawa ke rumah sakit," kata dia.
Selain itu juga, Iim mengaku bahwa pihak sekolah juga tidak mengetahui terkait tradisi lingkaran setan dalam kegiatan pramuka di sekolahnya. Hal tersebut baru diketahui setelah munculnya kasus tersebut.
"Saya di sini sudah mengajar 18 tahun, tidak tahu ada kegiatan itu," ujar dia.
Dengan adanya kejadian tersebut, Iim menyebut bahwa pihak sekolah akan terus melakukan koordinasi dengan para orang tua siswa dan Polres Ciamis untuk penanganan kejadian tersebut. Meski sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian, ia mengaku berharap agar kejadian tersebut bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
Hal lainnya yang akan dilakukan oleh pihak sekolah, diungkapkan Iim, adalah mencari para alumni yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Seluruh kegiatan ekstrakurikuler pun akan dihentikan sementara.
"Kami akan hentikan dulu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Diagendakan sekitar enam bulan," tutup Iim.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyayangkan kejadian yang diberi nama Lingkaran Setan dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka di SMAN 1 Ciamis, yang membuat tiga siswa terluka dan menjalani perawatan di rumah sakit.
"Yang disayangkan memang kejadian tindakan kekerasan ini berdampak, ada tiga orang yang masuk rumah sakit. Yang dua orang sudah keluar rumah sakit dan siap sekolah lagi. Sedangkan yang satu belum," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi ketika dimintai tanggapan soal insiden tersebut di Bandung, dilansir Antara, Kamis (13/1).
Orang tua seorang korban melapor ke Polres Ciamis, usai anaknya mengalami luka lebam lantaran mengikuti kegiatan tersebut. Menurut Dedi, dugaan penganiayaan dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut terjadi saat korban mengikuti kegiatan paskat atau pasukan tongkat yang sedang melatih kemampuan baris berbaris menggunakan tongkat.
"Jadi terkait kejadian Pramuka di SMKN 1 Ciamis, kejadian itu berawal dari hari Sabtu di luar sekolah. Jadi sebetulnya itu kegiatan di luar instansi pendidikan dan tidak ada izin dari sekolah," kata dia.
sumber: merdeka.com