Afrika Selatan, hetanews.com - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengingatkan potensi bahaya dari varian baru Covid-19, B.1.1.529 atau yang lebih dikenal dengan varian Omicron. Setelah membuat peningkatan kasus tajam di hampir semua negara di Afrika Selatan, varian ini harus diwaspadai telah menyebar ke negara lain.

"Bukan tidak mungkin varian ini akan menyebar juga ke negara-negara lain di dunia dalam hari-hari mendatang ini. Pakar Amerika Serikat Dr Anthony Fauci juga mengatakan bahwa bukan tidak mungkin varian baru ini akan ada di Amerika juga," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Ahad, 28 November 2021.

Untuk di luar Afrika Selatan, awalnya varian ini hanya ditemukan di Belgia. Namun belakangan, bertambah 3 negara baru yang melaporkan adanya Omicron di negara mereka, yakni Jerman, Inggris, dan Italia. Di luar Eropa, varian ini juga ditemukan di Israel dan Hongkong.

Tjandra juga menyoroti cepatnya WHO menetapkan Omicron masuk ke dalam kelompok variant of concern (VOC), alias kelompok kewaspadaan tertinggi. Padahal varian ini baru pertama kali ada dan terkonfirmasi pada 9 November 2021. Pada 26 November, WHO sudah menggolongkannya dalam VOC.

"Jadi jarak antara virus ditemukan dengan dinyatakan sebagai VOC adalah hanya 17 hari saja," kata Tjandra.

Hal ini tergolong sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Delta yang sudah banyak makan korban di dunia dan maupun di Indonesia. Varian Delta pertama dilaporkan pada Oktober 2020, dan baru 6 bulan kemudian dinyatakan sebagai VOI dan 11 Mei 2021 diklasifikasi sebagai VOC, atau jangka waktunya mencapai 7 bulan.

Tjandra memuji langkah cepat Direktorat Jenderal Keimigrasian yang langsung mengeluarkan surat edaran larangan masuk ke Indonesia dari sejumlah negara dari Afrika Selatan seperti Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, dan Nigeria. Warga asing yang dalam kurun waktu 14 berada di sana, saat ini dilarang masuk ke Indonesia.

Meski begitu, Tjandra mengingatkan bahwa mungkin saja sebelum tanggal 26 November sudah ada warga asing dari 8 negara itu yang masuk ke Indonesia. Bukan tidak mungkin dalam 2 minggu terakhir ini, ada yang sudah pernah terpapar varian baru ini.

"Untuk itu, perlu dilakukan penelusuran, apakah mereka sekarang sehat saja atau barangkali ada yang sakit yang tentu harus diisolasi dan ditangani dengan seksama, termasuk whole genome sequencing," kata Tjandra.

sumber: tempo.co