SIANTAR, HETANEWS.com - Sempat menderita penyakit asam lambung, Bona Pakpahan akhirnya mengolah daun kelor menjadi obat herbal untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Bona menyulap daun kelor menjadi obat herbal berawal dari pertemuan dengan seorang profesor.

Bona Pakpahan seorang lulusan Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Di usia 30-an ia pernah mengidap penyakit asam lambung akibat pola makan yang tidak teratur dan pilihan makanan yang kurang baik bagi tubuh.

Bahkan, ia pernah berobat ke Negeri Tirai Bambu mengonsumsi obat namun penyakitnya kambuh lagi. Pengalaman itu membuat Bona melakukan penelitian mengenai daun kelor yang ia produksi hingga kini.

"Saya sampai berobat ke China, tapi setelah selesai konsumsi obat ya penyakitnya kabuh lagi. Jadi memang yang dikatakan orang untuk tidak berpersepsi obat akan menyembuhkan asam lambung itu benar," kata Bona kepada Imran Nasution dalam podcast Kacamata Bung Imran, dinukil Senin (22/11/2021).

Kenalan dengan profesor

Kisahnya mengolah daun kelor menjadi obat herbal berawal dari tahun 2016. Saat itu ia berkenalan dengan seorang Profesor asal Jepang yang memberitahunya tentang pengolahan daun kelor.

"Tahun 2016 itu ketepatan saya dapat kenalan Profesor dari Jepang, dia yang mengajarkan saya bagaimana mengolah daun kelor menjadi herbal yang baik untuk tubuh," tuturnya.

Di tahun yang sama juga, Bona sempat mengajak Pemerintah Kota Siantar untuk membuat program penanaman daun kelor secara massal untuk dieksport ke Jepang. Sayangnya, idenya untuk itu berbuah kekecewaan.

"Itu sudah saya umumkan ke Pemko [Pemerintah Kota] untuk tanam daun kelor di daerah Tanjung Pinggir supaya daerah itu berubah jadi perkebunan. Tapi akhirnya yang saya dapatkan kekecewaan. Sulawesi sudah mengekspor itu di tahun 2019-2022 ke Jepang. Kalaulah kita mau menanam, udah bisa kita ekspor," kata Bona.

Bona tak tinggal diam meski Ide idenya untuk membangun kota sendiri dirasa terbaikan. Anak Siantar ini kini bekerja di Kamerun, Afrika Tengah. Meski di luar negeri, Bona masih menerima pasiennya melalui video call Whatsapp untuk berkonsultasi.

"Jadi meskipun saya gak di Siantar, pasien saya tetap bisa berobat. Cuma yang saya sarankan konsumsi daun kelor itu jangan terus berkelanjutan, sesuai dosisnya saja," ucapnya.