HETANEWS.com - Sosok nama Abram Christoper Sinaga mungkin kurang akrab di telinga warga Kota Siantar.
Pria kelahiran Siantar itu ternyata seorang penulis buku dan produser film yang memiliki karya yang luar biasa, salah satu bukunya berjudul “Bandit-bandit Van Siantar”.
Dalam buku itu, Abraham menceritakan tentang sejarah Kota Siantar yang tersembunyi dan tidak banyak diketahui orang.
Alasan Abram tertantang menulis buku tentang kampung halamannya karena ditanya oleh seseorang penonton karyanya filmnya.
Akhirnya ia mulai berpikir dan mengumpulkan bahan mengenai Siantar. Puncaknya pada tahun 2017, Abram bertemu dengan sosok Wibisono yang merupakan sejarawan Indonesia yang tinggal di Belanda.
Oleh Wibisono Abraham diberi rekomendasi situs tentang koran-koran Belanda jaman dulu yang menceritakan Siantar.
“Akhirnya saya baca soal Siantar dan cari tahu. Wihhh… apa hal gila yang saya pikirkan di imajinasi ternyata terjadi di zaman itu dengan nyata di Siantar. Jadi Siantar tahun 1930 an itu, Siantar yang “pintar tapi ada ‘bandal-bandalnya’(nakal-nakalnya), jadi kalo orang Siantar pintar tapi lempeng (lurus) kayak gak Siantar gitu,” ujar Abram Sinaga dalam podcast kanal Youtube Kacamata Bung Imran.
“Orang sering mengira preman Siantar ‘Siantar Men’ itu tahun ‘70 an. Rupanya tahun ‘30 an sudah ada [istilah Siantar Men]. Jadi saya tulislah kisahnya tentang sejarah Siantar yang terjadi tahun 1930 an, tapi saya tambahi beberapa tokoh fiksi lah supaya ceritanya lebih ngalir gitu” sambung Abram Sinaga.
Buku “Bandit-Bandit Van Siantar” ini menjadi sebuah karya setelah melewati waktu pembuatan yang terbilang tidak singkat yaitu selama 4 tahun.
Dalam kurun waktu 1 tahun riset dan 3 tahun penulisan. Dalam buku terkandung nilai edukasi modern, juga kisah-kisah mistik hingga konflik benturan budaya.
Penulis: Gresya Sihombing