Jakarta, hetanews.com - Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan penyediaan lapangan kerja merupakan salah satu dari sederet cara untuk membangun SDM yang baik dan produktif.
Untuk melakukan itu, setiap tahunnya pemerintah harus menyediakan setidaknya 3,6 juta lapangan kerja bagi kurang lebih 140 juta angkatan kerja yang ada. Hingga saat ini, data mencatat ada sebanyak 7 juta orang yang masih menganggur, di mana jumlah itu diperkirakan naik mencapai 9 juta akibat pandemi COVID-19.
Bahkan kondisi tersebut diperparah dengan bertambahnya penduduk usia produktif yang masuk dunia kerja sebanyak 1,8 juta dari sekolah menengah atas dan 1,7 juta dari perguruan tinggi setiap tahunnya. Hal itu disampaikan Muhadjir saat menyampaikan keynote speech pada Kongres Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) secara daring pada Kamis (28/10).
"Artinya paling tidak kita harus menyediakan lapangan kerja per tahun untuk angkatan kerja baru sekitar 3,6 juta lapangan kerja," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulisnya, Jumat (29/10).
Untuk mengatasi permasalahan itu, saat ini pemerintah tengah berusaha mencocokkan data antara jumlah angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja. Merujuk data yang dimiliki BPS, penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa.
Dari data tersebut, diketahui ada sekitar 140 juta jiwa angkatan kerja produktif yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Karenanya diperlukan proses pencocokan data antara jumlah angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja yang ada.
"Sekarang ini tahap pembangunan SDM adalah bagaimana mengkompatibilitaskan atau terjadi link and match antara jumlah dan kualifikasi angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja kita," ucap Muhadjir.
Oleh karena itu, Muhadjir menyatakan pembangunan SDM yang tuntas di Indonesia haruslah dilakukan sejak dini sampai usia produktif. Sehingga pada akhirnya SDM yang ada betul-betul dapat menjadi manusia produktif yang bekerja secara produktif.
"Ketuntasan pembangunan SDM Indonesia adalah apabila sumber daya yang sudah diantar dengan baik mulai dari 1.000 hari awal kehidupan sampai lulus perguruan tinggi, dan pada akhirnya betul-betul menjadi manusia produktif yang bekerja secara produktif," pungkasnya.
Kongres Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) bertujuan untuk memberikan masukan dan rumusan kerangka, serta peta eksekusi nasional dalam meningkatkan employabilitas lulusan Perguruan Tinggi serta kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang relevan dengan tantangan dan kebutuhan ruang lingkup pekerjaan baru untuk Indonesia pasca pandemi.
Kegiatan Kongres II GNKI ini mengambil tema "Akselerasi SDM Kompeten dalam Menciptakan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan Menuju Indonesia Maju".
Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari Kementerian dan Lembaga, serta dihadiri oleh kurang lebih 500 orang partisipan dari kalangan pimpinan perusahaan, praktisi dan pakar SDM dari seluruh Indonesia, asosiasi industri, asosiasi profesi, akademisi, dan kalangan pemuda.
sumber: kumparan.com