SIANTAR,HETANEWS.com - Hidup dengan tumpukan sampah dan bau busuk demi mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari sudah menjadi hal biasa bagi para pemulung.
Tempat Pembuangan Akhir [TPA] yang berlokasi di Tanjung Pinggir, Siantar Martoba menjadi tempat harapan satu satunya untuk mengais rezeki.
Tidak peduli resiko sakit maupun luka yang dihadapi. Asal kebutuhan hidup keluarga sehari hari terpenuhi. Diantara pemulung ada yang sudah bekerja hingga puluhan tahun.
“Mulai dari tahun 1992 gitu-gitu lah anakku 7, bapaknya sudah lama meninggal. Ya Itulah perjuangan untuk anak, untuk gereja. Ya sakit memang sakit tapi dibawa-bawa kan lah jadi sehat demi memikirkan anak” ucap seorang Ibu yang bekerja sebagai pemulung di TPA kepada Imran Nasution dalam tayangan kanal Youtube Kacamata Bung Imran.
Para pemulung mengais sampah-sampah yang menumpuk mengutip karton, besi dan plastik sejenisnya lalu menjualnya kepada penampungan barang bekas.
Terkadang mereka tidak mendapat apa-apa dalam satu hari. Kadang pula membawa hasil sedikit ke rumah. Apapun itu resiko harus dijalani.
Menurut para pemulung, sekitar 5 bulan lamanya mereka tidak mendapatkan hasil apa apa sebab jalan ke TPA rusak parah.
“Mulai tadi pagi tengah enam sudah disini, tapi gak ada dapat apa-apa lantaran jalan ini [Jalan] nggak bisa di ambil apa-apa. Terkadang mendapat limpul sehari, hari ini juga gak ada dapat apa-apa. Kalau bisa diperjuangkan lah jalan ini jadi baik, biar bisa kami bebas ambil botot” ucapnya.
Tak cuma pemulung, hal serupa juga dialami oleh petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup [DLH] Kota Siantar.
Misalnya memisahkan jenis jenis sampah. Kadang warga menyatukan sampah rumah tangga dan kaca dalam satu wadah yang beresiko melukai petugas.
“Kalau sampah jenis B3 itu sudah ada kaca disitu, benda tajam dan pampers, jadikan kami minta kepada masyarakat kalaupun ada kaca dimasukkan ke dalam satu wadah dan dipisah, jadikan kalau kaca gitu kan terpegangkan melukai daripada petugas, ya sudah menjadi resiko kami sudah mengalami luka.” ucap E. Saragih.
Baca juga: Respon Pejabat Pemko Soal Tempat Pembuangan Akhir
Penulis : Chelsea Ipo Sirait
Komentar