SIANTAR, hetanews.com - Pedagang Pasar Horas, Jalan Merdeka Kota Siantar merasa adanya sistem tebang pilih dalam penerapan PPKM Level IV, pasalnya jalan masuk menuju Pasar Horas ditutup sehingga pembeli tidak ada akses masuk kesana, sedangkan Pasar Parluasan tidak demikian.
Selesai unjuk rasa yang digelar organisasi masyarakat Pelindung Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P4B) Kota Siantar pada Rabu (1/9/2021) pagi tadi, beberapa pedagang menyampaikan keluhannya kepada awak media.
"Sangat menderita setelah PPKM ini, akses jalan kemari ditutup. Kalau memang siantar ini ppkm semua di tutup jangan hanya pajak horas. Kalau disini tutup disana (Pasar Parluasan) buka sama aja 0 (nol). Seakan akan Pajak Horras ini yang menyebarkan corona," ujar salah seorang pedagang sayuran, Marga Butar-butar.
Pedagang merasa dipermainkan pemerintah karena mereka diperbolehkan tetap buka namun akses menuju Pasar Horas ditutup yang mengakibatkan sepinya pembeli.
"Kami gak disuruh tutup, tapi jalan kesini ditutup. Apa gunanya? Jadi kalau memang tutup, tutuplah kami jelas kan gitu. Ini kami digantung-gantung," ucap Sarifah salah seorang pedagang bunga dengan kesal.
Para pedagang disana hanya berharap agar akses jalan masuk angkutan umum dibuka, dan mereka juga ingin diperlakukan sama dengan Pasar Parluasan, Kel Suka Dame.
"Harapan kami kalau bisa dikasihlah jalan angkot itu, kalau pun gak bisa parkir biar aja orang itu lewat melintas aja. Juga kalau diperpanjang lagi janganlah dibeda-bedakan kami sama Pajak Parluasan sana," papar Marga Butar-butar.
Terkait bantuan sosial yang sempat dikatakan oleh Toga Sihite selaku Dirut Keuangan PDPHJ, pedagang tersebut mengaku belum ada kejelasan hingga saat ini.
"Bantuan belum ada turun. Memang ada pendataan tapi cukup sampai situ aja gak ada lagi, gak jelas itu gak jelas," ungkap Sarifah mengakhri.
Komentar