HETANEWS.com - Saat pria dan wanita membangun komitmen membentuk keluarga baru tentu membutuhkan perencanaan yang matang.
Tujuannya agar pasangan kelak mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga mereka dengan baik.
Pasangan suami istri juga harus siap menyambut sang buah hati di umur 7 bulanan kandungan istri. Dalam adat istiadat Batak Toba ini disebut Mandekkei atau Mambosuri.
Ini adalah ucapan syukur sekaligus memohon doa supaya pasangan yang yang menanti kehadiran anak pertama mereka diberi kesehatan, rezeki dan keselamatan sekaligus mendoakan kelancaran lahirnya sang jambang bayi saat waktunya tiba.
Mandekkei dilakukan oleh keluarga dari pihak suami atau ‘Paranak’ (keluarga dekat Suami) dan perempuan atau Parboru (Keluarga dekat Istri).
Parboru atau Hula hula (Pihak mertua suami), akan menyiapkan dan membawa beberapa makanan rumah tempat tinggal pasangan tersebut.
Ritual Mandekkei ini digelar di dalam rumah pasangan sebelum Pukul 12.00 WIB, biasa dilakukan Pukul 10.00-11.00 WIB.
Menurut S. Sidabutar, salah seorang pihak Parboru yang sedang melaksanakan acara Mandekkei di Kecamatan Ajibata, Toba, di posisi ini pihaknya mempersiapkan pinggan pasu/piring berkat berisi nasi dengan lauk Arsik Ikan mas atau Ikan batak (dekke batak).
“Makanan itu sebagai simbol kehormatan dan berkat dalam kehidupan,”ujarnya.
Pihak parboru juga menyerahkan ulos Ragidup atau ulos Bintang Maratur diisi buah pinang muda (mange mange) lalu dipakaikan kepada Istri layaknya menggendong sang bayi.
“Itu merupakan sebagai simbol kebahagiaan dalam memiliki keturunan dengan umur yang panjang (saur matua),” jelasnya
Tak kalah pentingnya, seserahan juga harus berdampingan dengan masakan Mira (Ayam putih Napinadar) dengan bumbu sira pege (potongan Cabe rawit, jahe dan bawang merah), ini merupakan sebagai simbol berkat bagi keluarga.
Turut disajikan menu lain seperti Itak Nani Pohul, yaitu makanan berbentuk genggaman sebagai simbol kekuatan dan harapan untuk meneguhkan rencana dan harapan keluarga.
Kemudian Itak Nani Hopingan berbentuk lesung diatasnya ada telur rebus setengah masak, sebagai simbol keselamatan seperti datangnya matahari menjadi terang.
Tak kalah penting adalah pangir (jeruk purut) yang direndam dengan air putih bersih untuk diminum. Ini diyakini bisa melancarkan persalinan nantinya tentu didampingi sambil menikmati buah pendingin yaitu pisang dan timun.
Lain dari itu, pihak Paranak dalam hal ini menyediakan jamuan makan ala kadarnya sesuai adat dan uang dalam amplop yang diserahkan ke pihak mertua suami saat acara selesai sebagai ucapan terimakasih.
Tata Cara Singkat acara Mandekkei
1. Memanjatkan syukur kepada Tuhan dengan cara berdoa dan nyanyian pujian syukur.
2. Di depan Pasutri, Pihak Parboru meletakkan pinggan pasu berisi nasi dan dekke batak, berdampingan dengan Mira napinadar (Ayam putih yang di padar/dipanggang), pangir (jeruk purut yang direndam air putih untuk diminum), kedua jenis itak, pisang Toba, timun dan kelopak buah pinang muda.
3. Pihak Parboru menyampaikan kata pemberkatan dan memberikan ulos mula gabe dengan berisi pelepah buah pinang muda dan menyematkan beras sipir ni tondi di kepala kedua pasangan.
4. Selanjutnya Dari pihak Parboru menyuapi dekke batak (bisa ikan mas arsik) kepada borunya sebanyak 3 kali selanjutnya meminumkan air pangir/jeruk purut sebanyak 3 kali.
5. Selanjutnya pihak keluarga suami menyerahkan jambar namargoar (berupa susunan masakan B**I yang disusun dan dibentuk sesuai adat Batak) untuk diletakkan kedepan pasangan yang sedang beracara 7 bulanan.
5. Makan siang bersama dengan sajian ala kadarnya yang disuguhkan oleh keluarga suami (paranak).
6. Menyampaikan kata berkat dan doa penyemangat, nasehat dari kedua belah pihak yang diakhiri dengan sambutan terimakasih dari pihak paranak dengan pemberian uang parsituak natonggi yang diletakkan di atas piring bersamaan dengan beras dan daun sirih dari calon ayah dan ibu, sebagai ucapan syukur dan wujud terima kasih kepada pihak keluarga istri (parboru).