Catatan Redaksi

Simalungun, hetanews.com – Penanganan Pandemi Covid 19 di kabupaten Simalungun seakan hilang dari permukaan, dan tidak ada program yang jelas dari pemerintah daerah yang dapat dirasakan oleh warga sehingga terhindar dari penularan virus tersebut.

‘Cueknya’ pemkab Simalungun terhadap penanganan penularan pandemi covid 19 dialaskan karna sang bupati yang bernama Radiapoh Hasiolan Sinaga (RHS) sakit dan tidak dapat berbuat apa apa. Apakah karna sakitnya RHS menjadi alasan yang benar benar dapat diterima akal pikiran sehingga warga yang menjadi korban?

Menjadi sebuah pertanyaan, apakah RHS belum belajar menjadi seorang bupati dan masih berpikiran sebagai pengusaha? Apakah RHS tidak paham jabatan seorang bupati adalah amanah dan lebih mementingkan warganya daripada kepentingan dirinya sendiri?

Pernah berbincang dengan sahabat RHS, dia mengatakan bahwa warga Simalungun harus mengerti bahwa saat ini bupati mereka lagi sakit yang berdampak tidak fokusnya dirinya memimpin Simalungun. Kalimat yang terlontar tersebut seakan membuat dunia runtuh seketika. Jadi untuk apa dia menjadi seorang bupati kalau tidak amanah.

Dan, bupati hanya pengambil kebijakan dan memiliki banyak perangkat (SKPD) untuk menggerakan roda kepemimpinan, bahkan RHS dibantu seorang wakil yang juga bisa mengambil alih pabila yang bersangkutan tidak sehat.

Membaca status dari seorang yang bernama Rikanson Jutamardi Purba diakun Fbnya, dimana yang bersangkutan adalah pendukung setia RHS, membuka tabir gelap dimana seorang bupati benar benar tidak pedulu terhadap nasib warganya yang terus berjuang menghindari virus covid 19 dan kelaparan.

Dirinya aja mengakui sangat sulit untuk bisa menghubungi para pejabat setempat biar pasien dapat diantarkan untuk berobat ke rumah sakit di kota Medan. Ini adalah sepenggal pernyataan beliau, “PUKUL 3 WIB subuh, Sabtu (31-07-2021), seorang sahabat menelepon dari RS Bunda Thamrin, Medan. Ada keluarganya yg meninggal karena Covid-19 tak bisa dimakamkan di Medan, karena yg meninggal ber-KTP Kabupaten Simalungun (Kabsim).

Dibutuhkan semacam surat dari daerah asal (Kabsim) soal tempat pemakaman. Atau surat dari Provinsi Sumut (Provsu), karena ini termasuk AKDP (Antar-Kabupaten/Kota Dalam Provinsi). Kayak bus antarkota aja nih…

Sbg warga biasa, saya tak tahu harus menghubungi siapa. Mestinya sih Gugus Tugas Covid-19 Kabsim, tapi saya tak tahu nomor teleponnya. Menelepon Pak Bupati subuh2, sungkan juga. Saya tahu beliau masih dlm pemulihan karena kurang fit. Tapi tetap saya coba, walau ternyata belum berhasil,” sepenggal statusnya di fb.

Membaca status ini membuat hati perih, kesal, dongkol dan marah, orang dekat bupati aja mengalami kesulitan apalagi warga yang tidak mengenal beliau secara dekat. Karna itu, apa pun alasannya RHS harus bangkit dari selimut tebal dan menginstruksikan kepada perangkatnya untuk bekerja.

Kepada RHS selaku bupati Simalungun, jadilah pemimpin yang amanah. Warga tidak mau tau kau sakit atau tidak karna mereka melihat dirimu dikelilingi perangkat kerja yang lengkap. Kalau tidak mampu ada wakil yang bisa ambil bagian, pabila tidak mau lagi silahkan mundur dari jabatan anda sebagai bupati, karna tidak sesuai dengan tagline, Si Kerja….

Pimred

Tommi Simanjuntak