INGGRIS, HETANEWS.com - Inggris menundukkan Jerman dengan skor 2-0 pada laga babak 16 besar Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris. Namun, laga Selasa (29/6) malam WIB ini tak lepas dari kontroversi, ada yang bilang bahwa The Three Lions layak dapat dua kartu merah.

Gol Inggris dicetak oleh Raheem Sterling (75') dan Harry Kane (86'). Lantas, dua pemain yang dinilai layak mendapat kartu merah adalah Declan Rice dan Kalvin Phillips.

Insiden pertama pada menit 8, saat Declan Rice melanggar Leon Goretzka yang membawa bola usai menerima umpan terobosan. Posisinya dekat kotak penalti. Andai tak dijegal, Goretzka bisa membawa bola ke kotak penalti atau langsung menendangnya.

Kemudian, wasit Danny Makkelie mengganjar Rice dengan kartu kuning dan memberi hadiah tendangan bebas untuk Jerman. Sebagian orang berpendapat bahwa gelandang 22 tahun itu mestinya dikasih kartu merah.

Yang kedua terjadi di pengujung babak pertama. Tepatnya pada menit 45, Kalvin Phillips melanggar Toni dengan kasar. Situasinya, gelandang 25 tahun itu tampak menginjak kaki Kroos.

Wasit lalu memberi Phillips kartu kuning. Sebagian orang menganggap bahwa pemain Leeds United itu layak dikartu merah. Alasannya karena pemain Wales, Ethan Ampadu, mendapat kartu merah saat kontra Italia di fase grup Euro 2020 karena jenis pelanggaran serupa.

Jadi, apakah wasit salah karena tidak mengganjar Rice dan Phillips atau salah satu dari mereka dengan kartu merah?

Pada stori ini, kami ingin mengajak kalian untuk lebih memahami aturannya. Silakan disimak.

Menurut Laws of the Game edisi 2020/21 yang dikeluarkan IFAB, terdapat 4 kriteria keputusan untuk mengeluarkan kartu merah langsung dengan mengecek VAR:

  • DOGSO alias Denial of an Obvious Goal-Scoring Opportunity (Menghalangi peluang mencetak gol yang jelas), dengan pertimbangan posisi penyerangan dan posisi pemain lain.

  • Permainan kotor yang serius/serious foul play (atau pelanggaran yang sembrono/reckless challenge).

  • Perilaku kekerasan, menggigit, atau meludahi orang lain.

  • Melakukan gerakan yang menyinggung, menghina, atau kasar.

Lantas, apakah pelanggaran Declan Rice dan Kalvin Phillips memenuhi salah satu kriteria di atas? Apakah pelanggaran Rice termasuk DOGSO?

Sebuah situasi pelanggaran bisa disebut DOGSO umumnya ketika pemain yang dilanggar tinggal satu lawan satu dengan kiper di kotak penalti atau sudah menang langkah atas pemain yang melanggarnya.

Situasi dalam laga ini, posisi Goretzka belum masuk ke kotak penalti dan belum mendapat dirinya berhadapan satu lawan satu dengan kiper Inggris. Posisi berdiri Goretzka pun belum jauh meninggalkan Rice dan Kyle Walker yang juga ada di dekatnya.

Jadi, pelanggaran Rice boleh dibilang tidak dapat dikategorikan sebagai DOGSO.

Bagaiman dengan Kalvin Phillips? Apakah tindakannya mengarah kepada serious foul play atau reckless?

Mari pahami dulu arti dua istilah itu. IFAB mendefinisikan reckless sebagai setiap tindakan oleh pemain yang mengabaikan (mengenyampingkan) bahaya atau konsekuensi bagi lawan. Bisa berupa tekel atau bentuk kontak fisik lainnya.

Lalu, definisi serious foul play adalah tekel atau kontak fisik terhadap bola yang membahayakan keselamatan lawan atau menggunakan kekuatan atau kebrutalan yang berlebihan; dihukum dengan kartu merah (kartu merah).

Sebenarnya, pelanggaran Phillips bisa dikategorikan salah satu dari serious foul play atau reckless. Ethan Ampadu mendapat kartu merah langsung karena bentuk pelanggaran seperti itu.

Kemudian, dalam laga Ukraina vs Swedia, ada insiden Marcus Danielson melepaskan tekel keras ke pemain Ukraina pada menit 98. Bentuk pelanggarannya mirip dengan dua kasus di atas.

Keputusannya apa? Wasit mengganjar Danielson diganjar kartu merah.

Interpretasi setiap wasit terhadap penilaian sebuah pelanggaran memang bisa berbeda. Perbedaan keputusan macam ini tidak cuma terjadi di Euro 2020, tetapi biasa terjadi di kompetisi lain, termasuk liga-liga top Eropa.

IFAB dalam Laws of the Game mengatur bahwa wasit "memiliki kekuatan untuk menunjukkan kartu kuning atau merah dan, jika peraturan kompetisi mengizinkan, memberhentikan sementara seorang pemain, dari memasuki lapangan permainan pada awal laga sampai setelah laga berakhir, termasuk selama jeda paruh waktu, tambahan waktu dan tendangan dari titik penalti".

Jadi, semuanya memang kembali lagi pada wasit untuk kasus Kalvin Phillips. Danny Makkelie boleh jadi menilai bahwa pelanggaran Phillips terhadap Kroos cuma perlu ditindak dengan kartu kuning, bukan kartu merah.

sumber: kumparan.com