SIANTAR, HETANEWS.com – Wanita pertama pecatur Indonesia yang berhasil menyandang Grand Master Internasiaonal Wanita (GMIW). Irene Kharisma Sukandar yang lahir di Jakarta, 7 April 1992. Awal mula Irene dikenalkan dengan papan catur ketika melihat sang ayah mengajari Kaisar Jenius Hakiki, kakak laki-lakinya, bermain catur.
dikutip dari Wikipedia, Irene yang dulunya masih berusia 8 tahun juga sering mengantar kakaknya ke sekolah catur tanpa tahu bahwa ia punya bakat dalam bermain catur. Mulai dari situ, dirinya mulai tertarik melihat jalannya bidak catur. Lalu, sang ayah pun memasukkan dia ke sekolah catur.
Wanita penggemar cerita wayang dan pelajaran sejarah ini mulai berlatih di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, sejak 1999. Irene lalu tumbuh menjadi pecatur putri yang patut diperhitungkan sejak mulai bersekolah catur. Maklum, karena pecatur yang akan menginjak usia 29 tahun itu selalu berlatih serius dari Senin-Jumat selama tiga hingga empat jam.
Hebatnya, Irene sukses mendapatkan gelar Master Nasional Wanita Termuda Indonesia dan menduduki peringkat 10 besar. Ketika masih SMP, Irene dianugerahi gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE).
Dia menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW), mulai Desember 2008. Kegemilangannya dalam memainkan bidak catur membuat dirinya dipanggil PERSACI (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) ke timnas catur Indonesia.
Dia pernah menjadi atlet termuda dari semua cabang ketika terpilih menjadi anggota kontingen Indonesia pada SEA Games Vietnam 2003. Irene yang saat itu berusia 11 tahun pun sukses berprestasi dengan membawa pulang dua keping medali perak. Dan selama karirnya dia sudah mengumpulkan beberapa kejuaraan antara lain.
Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN, Singapura (2002) Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN, Malaysia (2003) Dua medali perak pada SEA Games Vietnam (2003) Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior Yunani (2003) Medali perak Olimpiade Catur papan tiga, Spanyol (2003) Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani (2004).
Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun, Singapura (2004) Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke (juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura) (2005) The Best Woman Player pada Malaysia Open (2008) Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA (2010) Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 (2010) Medali Perunggu di 26th SEA Games, Indonesia (2011) The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru (2012) Juara 1 Asian Continental Chess Championship, Vietnam (2012) Juara 1 the 5th Alexander the Great open Championship 2013' di Chalkidiki, Yunani (2013) The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria (2013).
Ada juga beberapa medali emas yaitu, Medali Emas International Chess Rapid pada 27th SEA Games 2013 di Nay Pyi Taw. Myanmar (2013) Juara 1 Australian Women's Masters di Melbourne. Australia (2014) Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah. Uni Emirat Arab (2014) Gelar. Grand Master Wanita (WGM) (2008) Master Internasional (IM), Penghargaan Parama Krida Pratama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (2005) Atlet Harapan Indonesia Terbaik pada Indonesian Sports Award (2006) Atlet Wanita Berprestasi Internasional dari Perwosi (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia) (2006).
Selanjutnya, Atlet Harapan Terbaik dari Tabloid BOLA (2007) Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita dari Museum Rekor Indonesia (2008) Atlet Putri Terbaik Indonesia di Anugerah Atlet Olahraga Indonesia (2009) KONI Award sebagai salah satu Atlet Berprestasi (2014).
Komentar