Penting! Sejarah Lumban Tongah – Tongah, Wilayah yang saat ini jadi objek sengketa
SIMALUNGUN, HETANEWS.com – Redaksi hetanews berkesempatan mewawancarai langsung salah seorang tetua kampung yang mengetahui dengan jelas muasal dari area yang saat ini dipersengketakan di Lumban Tongah-Tongah, kelurahan parapat.
Prof. Drs. Jasmin Marulitua Sinaga adalah sosok spesial alumni UGM (Universitas Gajah Mada) tahun 1964 yang kemudian menjadi narasumber utama hetanews. Sepanjang wawancara, beliau tampak dengan lugas menceritakan sejarah panjang asal muasal kampong.
Terlihat beberapa kali beliau tak mampu mengelak penuaan ingatan pada beberapa nama, yang kemudian dibantu oleh ahli waris dan warga sekitar. Namun ingatan akan detail peristiwa masih tergambar jelas dalam penuturannya.
Berbicara sejarah Lumban Tongah-Tongah tidak boleh luput dari sejarah Buntu Pasir (wilayah yang bersisian langsung dengan Lumban Tongah-Tongah dan Parmanukan – red).
Lumban Tongah-Tongah merupakan Lumban dari seorang raja yang dikenal dengan Ompu Harajaon yang bertempat tinggal di wilayah Buntu Pasir.
Raja Bunga Indar atau Raja Buntu Pasir diketahui memiliki tiga orang isteri. Boru Manurung dan Boru Bakkara adalah istri yang tinggal di wilayah Lumban Tongah-Tongah. Istri lainnya tinggal di Lumban Rau (sekarang dikenal dengan wilayah Tanjung Pasir – red).

Rumah Ompu Harajaon sejak dulu diketahui merupakan kediaman terbesar di tanah Parapat. Sampai pada akhir hayatnya, Ompu Harajaon kemudian diberi gelar Raja Nai Boti.
Sepeninggal dari Ompu Harajaon, tahta waris jatuh ketampuk kepemimpinan Ompu Tahan Ombun. Beliaulah yang bertempat tinggal kemudian di Lumban Tongah – Tongah. Dengan demikian, Lumban Ompu Harajaon yang diwariskan pada Ompu Tahan Ombun menjadi dua lumban, yaitu Lumban Tongah – Tongah dan Lumban Rau (tanjung pasir-red).
“Ompu Tahan Ombun kemudian meninggal dan dimakamkan dikampung ini, sebagai penanda lumban-nya. Berselangnya waktu warga kampung parapat kemudian menggali kembali Sokhar Ni Uma (belulangnya) Ompu Harajaon dan Ompu Tahan Ombun untuk disatukan jadi satu kubur berbentuk tugu yang sekarang nampak itu,” ujarnya sembari menunjuk kearah tugu.
Hal itulah yang menegaskan bahwa Lumban Tongah-Tongah ini adalah lumban-nya Ompu Harajaon. Ini penting diketahui sebagai alas pengetahuan terhadap kepemilikan/kuasa tanah yang seyogyanya memang menjadi kepemilikan turun-temurun para pewaris trah Ompu Harajaon.
Baca juga: (EKSKLUSIF) Jalan Panjang Warga Parapat Pertahankan Tanah Leluhur - Part 1
Baca juga: (EKSKLUSIF) Jalan Panjang Warga Parapat Pertahankan Tanah Leluhur - Part 3