Siantar, Hetanews.com – Selama pandemi covid 19 di Kota Siantar minat baca buku menurun. Ditandai dengan berkurangnya jumlah pengunjung ke taman baca dan menurunya daya beli buku.
Seorang Penjual buku bekas di Pasar Horas mengaku penurunan daya beli dipengaruhi oleh situasi pandemi dan penerapan belajar daring.
"Selama pandemi ini agak kurang orang yang datang kesini. Waktu belum ada pandemi lumayan banyak," ujar seorang pedagang ditemui di tempat usahanya, Jalan Thamrin, Kecamatan Siantar Utara Rabu (11/11/2020) sore.
Sebelum pandemi, kata dia, tidak sedikit yang berburu buku bekas. Pembeli yang paling dominan datang ke tempat usahanya adalah anak-anak sekolah.
"Yang paling sering datang kesini yaitu anak-anak sekolah sih, mungkin mereka kan perlu buku pelajaran. Sekarang sekolah dilakukan melalui daring (online),” katanya.
Di tempat berbeda, Astri, pemilik Taman Baca [TB] Pelangi juga mengakui jumlah pengunjung kian menurun akibat pandemi.
Iain itu, gempuran digitalisasi turut mengubah pergeseran buku ke buku versi digital.
“Jumlahnya tidak sampai puluhan orang, hanya sekitar belasan orang saja," terang Astri kepada Hetanews ditemui di TB Pelangi Jalan Ade Irma Suryani, Kecamatan Siantar Utara pada Rabu (11/11/2020).
"Pengunjung sudah beralih ke bacaan digital yang ada di smartphone mereka. Jadi semakin hari semakin sedikit saja orang yang datang berkunjung ke toko toko buku," tuturnya.
TB Pelangi kata Astri menyediakan novel, komik dengan harga sewa kisaran Rp 2000 sampai Rp 10.000. Berdiri sejak 2013 TB Pelangi punya peminat tersediri. Diantaranya mereka penikmat buku sejak masa remaja.
"Kalau anak milenial hanya beberapa orang saja yang datang kesini setiap harinya. Mungkin karena sudah ada bacaan digital seperti wattpad dan novel novel lain di smartphone mereka." tutupnya.