Siantar, Hetanews.com – Aksi demo penolakan UU Omnibus Law di Kota Pematangsiantar berakhir ricuh. Bentrokan tak terhindari antara personel dari aparat kepolisian yang dilengkapi mobil water cannon dengan massa aksi yang menamakan dirinya Gerakan Rakyat Melawan pada Kamis (08/10/2020) tadi.

Jatuhnya korban tak dapat dihindari. Kepolisian mengklaim tiga personelnya terluka, sementara dari peserta aksi mengklaim mendapat represifitas dari aparat kepada ketiga koordinator lapangan mereka.

Gerilyawan juga menuding kepolisian menahan salah satu peserta aksi tanpa alasan yang jelas (saat ini sudah dibebaskan-red). Namun diluar itu redaksi mendapat berbagai fakta menarik yang diambil dari berbagai sudut.

Tampak pedagang menikmati menjajakan dagangannya ditengah massa aksi (Foto/desmon)

Tampak salah satu pedagang dengan enjoy menjajakan dagangannya ditengah massa aksi sebelum bentrokan pertama terjadi. Diantara massa aksi bahkan hilir mudik tampak para penjaja makanan dan minuman.

Tampak salah satu peserta demo asik menikmati santap siangnya (foto/desmon)

Di sudut ini tampak salah satu dari beberapa peserta aksi yang menyempatkan diri menyantap makan siangnya. Bukan diatas nampan atau piring, tetapi langsung diatas aspal jalan utama pusat kota Pematangsiantar.

"Daripada sahkan UU Ciptaker, mending sah-kan aku saja" (Foto/Gita)

Dalam kesempatan lain, redaksi hetanews bahkan sempat mengabadikan beberapa peserta dengan poster yang menarik.

"Lebih baik percaya zodiak daripada DPR" (Foto/desmon)

Tidak hanya mahasiswi, para mahasiswa juga tak mau kalah. Tampak dari poster yang mereka usung.

Baca juga: Kepala salah satu personel polisi siantar berdarah akibat bentrok dengan massa aksi

Baca juga: Mahasiswa Siantar : DPR Goblok

Baca juga: Gerilyawan Siantar Turun Ke Jalan Tolak Omnibus Law