Hentikan Polemik Pemusnahan Babi di Sumut

Kelompok pemuda Islam dan Kristen yang berada di Sumatera Utara (Sumut) meminta polemik persoalan pemusnahan babi dihentikan. Polemik ini dinilai tidak perlu dibesarkan oleh masyarakat.
Perwakilan kelompok pemuda Islam yakni Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara, M Alwi Hasbi menilai, polemik ini harusnya tidak ada. Karena Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sudah menyatakan tidak akan melakukan pemusnahan babi.
“Ini bukan lagi persoalan mendukung atau menolak aksi #save babi yang dilakukan dua kelompok masyarakat. Ini soal menjaga kerukunan kita di Sumut ini yang sudah ribuan tahun damai. Intinya, kedaulatan masyarakat Sumut yang utama,” jelas Hasbi kepada wartawan, Rabu (12/2/2020).
“Saya fikir semua baiknya menahan diri, karena Gubsu juga sudah menegaskan tidak ada rencana pemusnahan babi. Baik itu masyarakat yang melakukan aksi #savebabi maupun koalisi umat Islam yang ingin melakukan aksi tandingan, baiknya disudahi,” imbuhnya.
Hasbi juga meminta agar Gubsu mengambil langkah untuk mengakhiri polemik yang terjadi di masyarakat soal isu pemusnahan babi ini.
“Baiknya Gubsu mengumpulkan Forkopimda, Kapolda, Pangdam, dan jajaran dinas di pemprov bersama tokoh-tokoh agama, tokoh pemuda untuk berdialog menyelesaikan persoalan ini,” lanjut Hasbi.
Hal senada disampaikan Koordinator Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Gito M. Pardede yang mewakili kelompok pemuda Kristen.
“Terkait gerakan #savebabi maupun tolak #savebabi, kami mengajak masyarakat untuk menahan diri dari segala kemungkinan perpecahan. Kita tidak mau ada gesekan yang terjadi karena gerakan ini,” kata Gito.
Gito juga meminta agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan virus ASF yang menyebabkan banyak babi mati di Sumut.
“Kami pemuda Sumut dalam hal ini kelompok HMI dan GMKI memahami apa yang dirasakan peternak dan pengusaha yang mengatasi persoalan virus yang menyebabkan banyak babi mati. Di sini kami meminta agar bagaimana pemerintah dan peternak dapat sejalan untuk menyelesaikan persoalan babi mati karena virus ini,” terang Gito.
“Karena pemerintah pusat sudah memutuskan ini wabah, kita minta pemda bergerak cepat menangani persoalan virus babi ini,” imbuhnya.
Untuk diketahui, polemik ini sudah menyebabkan adanya gerakan unjukrasa yang dilakukan masyarakat bertema #savebabi untuk menolak melakukan pemusnahan babi pada Senin 10 Februari 2020, kemarin. Di lain sisi, aliansi ormas Islam berencana melakukan aksi unjukrasa untuk menolak hari kedaulatan babi yang menjadi bagian materi aksi #savebabi yang lalu.
sumber: timesindonesia.co.id
Komentar 0
Artikel Terkait
Okta Dan Mervy Pimpin GMKI Komisariat USI - 12 hours ago
GMKI Adakan Latihan Kepemimpinan Terjun Ke Masyarakat - 1 month ago
Mahasiswa Tolak Ranperda Usulan Walikota Hefriansyah - 2 months ago
Populer Hari ini
- #1 Pemerintahan Biden Setop Dukungan ke Arab Saudi yang Perangi Houthi di Yaman
- #2 Hasil Penelitian di Jepang: Efektivitas Masker Kain Paling Baik
- #3 Simak Rincian Kasus Penyebaran Covid 19 Hingga Zona Orange
- #4 Chandra Pakpahan,SH Didapuk Sebagai Ketua LBH Pematangsiantar
- #5 KPUD Tetapkan Walikota dan Wakil Walikota Terpilih
- #6 Sosok Polwan Bintang 1, Ida Utari yang Diboyong Listyo Sigit saat Jalani Fit and Proper Test
- #7 Tidak Ada Gugatan KPUD Tetapkan Paslon Bupati Terpilih
- #8 Ketua Dewan Masjid Desak Kapolres Menutup Judi Gelper
- #9 Kalapas Klaim Operasi Bukan Karena Napi Terlibat Penipuan Online
- #10 Usaha 4 Tahun Trump untuk Menahan Kebijakan China yang Tidak Bijaksana dan Tidak Realistis
pilkada sumut
KPU Tetapkan Asner Susanti Pemenang Pilkada Siantar - 1 month ago
Golput Menang di Pilkada Medan - 1 month ago
Muhajidin Nur Hasim Laporkan Intimidasi Ormas ke Bawaslu - 1 month ago