Simalungun, hetanews.com - Jon Sarman Saragih SH MHum, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Simalungun, merupakan sosok pemimpin yang cerdas dan ramah.
Lulus dalam fit and propertest sebagai Wakil Ketua PN Klas IA Khusus Lubuk Pakam.
Dari 58 hakim yang ikut dalam test tersebut, hanya 16 hakim yang lulus, dan Jon Sarman ada di peringkat ke-4. Posisi Wakil Ketua di PN Klas IA Khusus, merupakan jenjang karir dan jabatan yang lebih tinggi untuk melangkah menjadi Ketua PN Klas IA Khusus.
Anak ke-3 dari 6 bersaudara ini, Jon Sarman Saragih SH MHum, bersama Ny. Br Sianipar, telah dikarunia 2 putri dan 1 putra.
Ke-3 nya merupakan dokter, 2 puterinya lulusan dari kedokteran USU (drg), sedangkan putranya menjadi lulusan mahasiswa kedokteran UGM terbaik, yang baru diswisuda pada Mei 2019 lalu. Kecerdasannya telah menurun kepada putra-putrinya
Demikian diungkapkannya dalam bincang khusus dengan wartawan Hetanews.com, di ruang kerjanya, kemarin.
Sedangkan keramahannya, terlihat jelas dengan pegawai honor, pegawai, panitera, dan juga sesama rekan hakim yang selalu memberikan wejangan, agar melayani masyarakat dengan hati yang ikhlas dan bersih.
Sesama rekan media, menjalin hubungan baik, selalu memberikan informasi secara terbuka. Sehingga rekan - rekan media yang ingin melakukan peliputan tugas jurnalistiknya, tidak sulit mendapatkan informasi.
"Kepada media bisa mendapatkan informasi melalui humas, sekretaris, atau dari saya sendiri, saya akan berupaya menjadikan Simalungun yang terbaik," ungkapnya.
Jon Sarman Saragih SH MHum, merupakan putra Simalungun dan seorang anak petani yang dengan rendah hati dan kerja keras, berhasil menjadi yang terbaik diantara yang baik. Dengan prestasinya, sejak SD hingga S2 ,selalu menjadi bintang kelas.
Lahir dan tinggal di Desa Batu 20 Sirpang Sigodang, Kabupaten Simalungun, Jon Sarman (54 tahun), memulai pendidikannya (SD) di Kampungnya, melanjut ke SMP Negeri 1 Pematang Raya dan SMA GKPS Raya.
Kemudian melanjut ke Dharma Agung Fakultas Hukum, dan lulus S2 dari Universitas Sumatera Utara (USU). Memulai jenjang karirnya menjadi calon hakim (Cakim) di Binjai dan penempatan tugas pertama, di PN Kisaran.
Lalu bertugas hampir merata di Kepulauan Indonesia, Yogyakarta, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Kabupaten Simalungun.
Selama menjadi hakim, perkara yang paling menantang menurut Saragih, saat bertugas di NTB Lombok. Saat itu, menyebabkan sangkan perkara narkotika dengan 2 terdakwa WNA yang membaca 200 kg narkotika berbentuk liquid (lebih berbahaya dari sabu).
"Kita menjadi tertantang, karena mengapa bisa lolos dari bandara internasional dan sampai ke Lombok". Dalam perkara itu, tim jaksa menuntut hukuman mati, tapi saya dengan segala pertimbangan menghukum seumur hidup, “ungkapnya.
Karena untuk menjatuhkan pidana mati, ada hal - hal yang perlu dipertimbangkan. Hukuman seumur hidup merasa paling pas menurut saya, karena si pelaku, mengakui terus terang perbuatannya dan benar- benar menyesal, ungkapnya.
Selama bertugas di PN Simalungun, Jon Sarman Saragih SH MHum juga lebih baik daripada pemimpin sebelumnya. Pelayanan masyarakat lebih optimal, harmonisnya hubungan kerja antara panitera, pegawai dan sesama hakim serta wartawan sebagai mitra kerja PN Simalungun.
Tidak adanya pengaduan yang menyebabkan Bawas Mahkamah Agung RI mendatangi PN Simalungun. Karena pemimpin sebelumnya, dalam hitungan 3 bulan, Bawas MA hampir 5 kali melakukan pemeriksaan terkait banyaknya pengaduan yang diterima MA RI.
Selain melayani dalam penegakan hukum, juga memiliki sosial dan toleran yang tinggi. Melaksanakan buka puasa bersama dan menyantuni anak yatim Islamic Center. Saling berbagi kasih dan informasi.
Kepada pemimpin yang nantinya akan menggantikan posisinya sebagai Ketua PN Simalungun, dia berpesan agar selalu berbuat yang terbaik untuk Simalungun tercinta.
Pujiannya.....