Sebelum Meninggalnya Hotrin Situmorang, Keluarga dan LBH Siantar Ungkap Begini

Siantar, hetanews.com - Hotrin Martua Situmorang (42), penghuni Lembaga Permasyarakatan Klas II A Pematangsiantar, meninggal dunia, di ICU RSUD Djasamen Saragih, Rabu (27/3/2019) malam.
Selain mendapatkan perawatan yang tidak maksimal, pihak dokter lapas juga merahasiakan penyakit yang diderita oleh Hotrin.
Hal ini disampaikan Derina Hutapea, ibu dari Hotrin, ketika ditemui, di ruang ICU.
"Anak saya kurang mendapat perawatan baik. Seperti tanggal 14 Febuari lalu, anak saya, 2 hari ditelantarkan oleh dokter. Setelah dihubungi dr Susanti Damayanti, 30 menit kemudian, baru datang dokter, itupun yang dipanggil dokternya salah," ungkap Derina Hutapea.
Kembali dikisahkan Derina, anaknya yang terlibat kasus curanmor ini, pada, Senin, 25 Maret 2019, lalu, susah bergerak, ketika berada didalam Lapas.
"Pihak dokter lapas mengatakan, bahwa anak saya tidak apa-apa, tetapi karena kami curiga, karena kesehatannya menurun, kami panggil Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pematangsiantar untuk melakukan somasi supaya anak saya dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Ditanya penyakit anaknya, Derina mengatakan, dokter melakukan operasi, pada bulan November atau Desember 2018, lalu.
"Dokter yang biasa menangani Hotrin, dokter br Sidabutar, sedang cuti dan memberikan tanggung jawab kepada salah satu dokter koas yang ada di ICU. Hotrin sebelum meninggal sudah difoto rontgen dan fotonya diserahkan kepada saya," ucapnya.
Derina mengatakan, ia tidak mengetahui apa maksud dari foto tersebut, karena perawat tidak menjelaskan arti pada foto itu kepadanya.
"Dokter Heru saat itu ada disana dan menjelaskan foto rontgen. Ginjal rusak, perutnya sudah berbahaya, paru-parunya sudah rusak, kalau penyebabnya saya tidak tahu," ujar Derina kembali.
Mendengar jawaban dokter, dia menangis dan mengatakan, bahwa selama ini tidak ada yang memberitahu penyakit anaknya dan dokter Heru, juga tidak bisa menjamin tentang kesehatan anaknya.
"Sebelum meninggal, anaknya meraung-raung kesakitan sembari memanggil bapaknya. Mak, mana bapak? Mau berangkat aku jam 8 nanti,”kata Derina menirukan ucapan Hotrin.
Ketika meraung-raung, Hotrin sempat mengatakan, kepada ayahnya " Pak kenapa kau biarkan aku dipukuli polisi, kemana kau pak". Bapak Hotrin, Tumpak Situmorang mengatakan, yang memukul anaknya marga Panjaitan, marga Siregar dan satu lagi ia lupa identitasnya.
"Anak saya dipukuli saat menjalani pemeriksaan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua LBH Pematangsiantar, Frans Simbolon, sekaligus kuasa hukum Hotrin Situmorang, mengecam penanganan yang dilakukan oleh Lapas.
"Seharusnya diberikan penanganan yang baik, jadi jangan jadi seperti ini jadinya. Kita tidak tahu mekanismenya seperti apa, tetapi harapan kita kedepannya ada penanganan masyarakat lapas yang sakit, itulah yang harus dilihat oleh Kalapas dan harus cepat ditangani,” katanya.
Komentar 0
Artikel Terkait
Populer Hari ini
- #1 Dari Pendeta Sampai Politikus, Sepak Terjang Lulusan STT HKBP Siantar
- #2 Tanggapan Pdt Dion Soal Walikota Yang Berniat Mengundang Tokoh Untuk Ketawa-Ketawa
- #3 Tersangka Pembunuhan Istri Mantan Sekda Siantar Diringkus Saat Makan Siang Di Medan
- #4 Rumah Terbakar di Jalan Denai Medan, Pemilik Rumah: Terlalu Banyak Kenangan di Rumah Itu
- #5 Gubsu Khawatir Kasus Penghinaan Pesantren Musthafawiyah Jadi Isu SARA
- #6 Kata Pria Lombok yang Viral Ajak Bule Cantik Tinggal di 'Gubuk' Pascamenikah
- #7 Biarawati Myanmar Berlutut, Memohon Polisi untuk Tidak Menembak Demonstran
- #8 Ambisi Benny Wenda: Referendum hingga Buka Papua untuk Asing
- #9 Pakar Gestur Analisis Emosi Jokowi Saat Pencabutan Lampiran Perpres Miras
- #10 PD Sindir Ketua Kader Muda Demokrat: Padahal Sepakat Setia ke AHY!
heta bicara
Dari Seorang Penjaga Warnet, Ide Tokopedia Terlahir Tuk Jadi Terbesar di Indonesia - 1 minggu yang lalu
Momentum Hari Pers Nasional - 3 minggu yang lalu
Tuntutan Hadirnya Partai Politik Alternatif Kaum Muda Milenial - 1 bulan yang lalu
Para Swing Tradder Yang Mulai Mengkhawatirkan Masyarakat Pasar Modal - 1 bulan yang lalu
(Hadirnya) Negara Dalam Kesengsaraan Pandemi - 2 bulan yang lalu