Samosir, hetanews.com - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun (JAM) yang akrab disapa dengan Anak Guru dari Desa melakukan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Pelataran Horas Kita, Desa Panampangan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Minggu (03/02/2019), dalam kegiatan tersebut JAM menyebutkan jika Budaya Batak selaras dengan 4 Pilar MPR RI dan masyarakat merupakan masyarakat Pancasilais.
Dihadiri ratusan warga JAM menjelaskan sejak dahulu Budaya orang Batak selaras dengan apa yang terdapat dalam empat pilar MPR RI. Masyarakat Batak adalah masyarakat yang pancasilais. Hal ini dapat dilihat kata JAM, dimana Suku Batak sejak dahulu telah Percaya kepada Tuhan atau dalam bahasa bataknya disebut 'Mula Jadi Nabolon', menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang dituangkan dalam konsep 'dalihan natolu (somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu)', gemar membentuk persatuan atau 'punguan-punguan' (kumpulan).
"Tak hanya itu saja dalam mengambil keputusan selalu dilakukan dengan musyawarah yang dapat dilihat dalam acara ”martonggo raja” dan memperjuangkan kesejahteran bersama melalui pola “marsiadapari”,"ungkapnya.
Namun Politisi Senior Demokrat ini sangat menyayangkan adanya beberapa perubahan nilai yang terjadi saat ini di masyarakat batak, baik di Bona Pasogit (Kampung Halaman) maupun masyarakat batak yang sedang merantau, hal ini kata JAM mungkin diakibatkan karena perkembangan jaman atau yang lainnya.
"Kita berharap para tetua adat dapat berperan untuk mengembalikan keluhuran Budaya kita ke arah yang semestinya sebagaimana yang telah digariskan oleh Nenek moyang Orang Batak. Pada prinsipnya Budaya Batak relevan dengan Empat Pilar MPR RI dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara,"pungkasnya.
Alumni IPB Bogor ini juga menambahkan bahwa sejak dahulu masyarakat Batak juga sangat menghargai perbedaan dan terbuka. Hal ini dapat dilihat dalam setiap acara adat baik yang skala kecil maupun skala besar, dengan kesadaran orang Batak senantiasa mempersiapkan makanan untuk 'parsubang' (Makanan Untuk Umum)
Masyarakat Batak juga sangat terbuka terhadap perbedaan etnis, hal ini bisa dilihat dari ritus mengangkat anak yang disebut “mangain”. Keterbukaan orang Batak dalam mengangkat anak kemudian berkembang setelah ada pernikahan antar etnis. Di mana sebelum terjadi pernikahan, si calon non Batak ditabalkan kepada keluarga terdekat melalui adat.
"Hal ini menggambarkan bagaimana kita orang batak sesungguhnya adalah suku yang sangat terbuka,"katanya.
Melihat kekayaan budaya Batak dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia dan selarasnya budaya batak dengan 4 pilar MPR RI tersebut, JAM menyebutkan hal ini bisa menjadi modal dasar bagi masyarakat Batak khususnya masyarakat yang berada di sekitaran Danau Toba untuk menyambut Pariwisata Danau Toba serta, tak hanya itu saja kekayaan budaya batak dan keindahan Danau Toba menjadi modal yang sangat kuat untuk membangun parawisata Danau Toba, bagaimana warga masyarakatnya bisa menerima kehadiran para wisatawan di Kawasan Danau Toba.
"Masyarakat yang tinggal di Kawasan Danau Toba harus bisa menjadi ”partamue” yang baik untuk semua wisatawan yang datang. Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional kita harus bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, mematuhi segala aturan yang ada, menerima kebhinekaan dalam bingkai NKRI,"harapnya.
Salah satu tokoh masyarakat yang hadir dalam acara ini memberikan tanggapan, bahwa masyarakat Kabupaten Samosir mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin Bapak Joko Widodo atas segala perhatian beliau kepada Kawasan Danau Toba.
Komentar