Jakarta,hetanews.com- Sebanyak 3 anak yang mengidap HIV di Samosir, Sumatera Utara ditolak oleh orang tua siswa lain di sekolahnya. Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, menawarkan solusi bagi anak-anak tersebut.

Rapidin mengatakan 3 anak itu sebenarnya bukan asli Samosir melainkan berasal dari Balige, 2 di antaranya merupakan siswa SD sementara 1 orang lainnya baru akan masuk PAUD. Ketiganya yatim piatu.

"Jadi ada sekelompok orangtua di tempat mereka belajar yang tidak setuju anak-anaknya digabung dengan mereka yang kena AIDS. Mereka menyatakan ke kepsek, kalau 3 anak masih di situ, maka akan orangtua akan menarik anak-anak dari sekolah itu," kata Rapidin saat dihubungi, Kamis (25/10/2018).

Saat ini, ketiganya kembali ke rumah dan belum bersekolah lagi. Rapidin menegaskan 3 anak itu bukan diusir dari daerah dan pemkab akan melindungi mereka.

"Dari Pemkab Samosir yang jelas kami pasti melindungi dan kami bertanggung jawab tidak akan diusir dari sana. Kita juga sudah bantu tempo hari, pakaiannya dan alat-alat sekolah. Pemerintah juga sudah menampung anggaran untuk membantu mereka supaya tetap mendapat kasih sayang," ungkapnya.

Pemkab Samosir menawarkan solusi agar ketiga anak itu tetap bisa belajar yaitu dengan homescholling atau kejar Paket A. Namun, Rapidin mengatakan usulan itu belum diterima pihak yang mengasuh anak-anak ini.

"Kami menawarkan semacam kejar Paket A atau homescholling. Cuma divisi yang menangani AIDS di HKBP belum bersedia menerima tawaran ini. Saya sudah perintahkan kadisdik, camat, kadinkes dan direktur RSUD untuk berkunjung ke sana dan untuk menawarkan program yang kami buatkan," ujar Rapidin.

"Mereka inginnya tetap sekolah bergabung dengan anak-anak itu (yang sehat). Anak-anak yang sehat ini, yang orangtuanya menolak, kita juga tidak bisa memaksakan mereka harus menerima. Ini dilema bagi pemerintah daerah," sambungnya.

Rapidin memastikan Pemkab Samosir tidak menelantarkan anak-anak pengidap HIV ini. Hanya saja, dia juga memahami perasaan orangtua siswa lain di sekolah tersebut. Saat ini, pihak Pemkab sedang menunggu kepastian dari pihak yang mengasuh anak-anak ini.

"Kita juga memaklumi orangtua (yang menolak) karena dalam pikiran mereka, AIDS ini mematikan dan menular. Itu betul tapi kan tidak segampang itu menular. Solusi ini kami sampaikan sembari kita sosialisasi kepada orangtua supaya bisa menerima mereka di sana," ucapnya.

"Itu kebijakan kita. Kita melindungi, tidak mau menelantarkan. Semua warga negara berhak menerima pendidikan yang baik," tutup Rapidin.

Sumber : Detik.Com