Cerita Warga Miskin dan Naif dari Kota Kerang Tanjungbalai

Tanjungbalai, hetanews.com - Ironis sekali di tepi tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjungbalai berdiri sebuah rumah panggung berukuran 4 x 5 meter dengan kondisi atap dan dinding yang sudah bolong atau berlubang.
Di rumah yang serba naif ini lah tinggal 3 orang manusia yakni seorang ayah, ibu dan anak perempuannya seperti dalam cerita dogeng yang selalu kita baca.
Namun ini adalah kenyataan hidup yang terjadi tepatnya di Lingkungan IV, Kelurahan Pulau Simardan, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjungbalai.
Hetanews.com menyambangi rumah panggung yang berdiri di atas sebuah parit itu langsung disambut dengan senyuman oleh seorang wanita berusia 48 tahun bernama Rosmah.

Dengan kondisi lantai rumah yang lapuk dengan berlobang di sana sini, Rosmah dengan malu-malu mempersilahkan hetanews.com untuk duduk.
Pantauan hetanews.com, ruangan berukuran 4 x 5 meter ini dindingnya terbuat dari kayu kelapa yang sudah lapuk dan dimakan rayap dan terlihat berlobang di sana sini. Begitu juga atap sengnya yang sudah pada bocor. Apabila hujan tiba, kebocoran dan sejuknya air hujan harus mereka rasakan.
Rosnah mengeluhkan, jika malam hari keluarganya juga harus tidur berdesak-desakan karena tidak mempunyai kamar tidur, ruangan tamu dan dapur. Di tempat itu lah sekaligus mereka merebahkan badan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rosmah mengambil upah sebagai tukang mencuci baju di rumah tetangganya dengan penghasilan sebesar Rp 250 ribu per bulan.

Rosnah tidak bisa berkerja jauh dari rumahnya, karena dirinya juga harus menjaga suaminya Dame Nasution (58) yang sakit sejak 6 tahun lalu.
“Kondisinya sangat lemah dan tidak bisa bangkit. Kakinya sudah mulai mengecil dan melemah, sehingga hanya bisa terbaring saja," tuturnya.
Dengan penghasilan Rp 250 ribu itulah, Rosnah juga harus menyisakan uang untuk kebutuhan putri semata wayang mereka Delvi Yanti (14 ) yang masih menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Saat ditanya bantuan yang pernah diberikan Pemko Tanjungbalai, Rosnah sempat terdiam dan menitiskan airmata. Karena selama ini dirinya belum pernah mendapatkan bantuan atau sumbangan apapun, selain jatah beras sejahtera (rasta) yakni 15 kilogram per bulan.

Dirinya pun berharap agar Pemko Tanjungbalai terbuka mata dan hatinya atas penderitaan yang mereka alami. Rosnah ingin menghabiskan sisa hidupnya di hari tua dengan penghidupan yang layak sesuai dengan UUD 1945.
“Beginilah kami pak, terkadang makan terkadang tidak. Bisa bapak bayangkan uang Rp 250 ribu itu sampai dimanalah, paling lama 3 minggu sudah habis. Untung lah ada warga yang terkadang bermurah hati memberi kami kebutuhan harian. Kalau mengharapkan bantuan pemerintah tak kunjung tiba sampai saat ini," kata Rosnah sambil menetiskan air mata.
Komentar 0
Artikel Terkait
Populer Hari ini
- #1 Tiga Rumah Hangus Dilalap Api Di Jalan Singa Kota Medan
- #2 Jeratan Hukum Menanti Oknum PNS Disperindag
- #3 Berawal dari Cekcok Utang Rp 10.000, Pria di Sumut Tewas Dipukuli
- #4 KPK Geledah Kantor Kontraktor Pelaksana Kasus Suap Proyek Jalan di Bengkalis
- #5 Warga Medan Didakwa Sekongkolan Lakukan Penipuan Proyek Kemenag
- #6 Gugatan Pembocoran Data Denny Siregar, Orang Dekat Rizieq Terseret
- #7 Pesan Natalius Pigai ke Polisi Usai Ambroncius Ditaha
- #8 Cormier: Khabib Kembali ke UFC Jika Islam Kalah
- #9 Dana Kompensasi Masa Jabatan Walikota Dan Wawako Siantar Tak Tertuang Di APBD
- #10 Pemko Siantar Adakan Swab Tes Gratis, Warga Penasaran Sampai Abaikan Prokes
pilkada sumut
KPU Tetapkan Asner Susanti Pemenang Pilkada Siantar - 1 month ago
Golput Menang di Pilkada Medan - 1 month ago
Muhajidin Nur Hasim Laporkan Intimidasi Ormas ke Bawaslu - 1 month ago