Siantar, hetanews.com- Geram, marah dan kesal. Itulah yang dirasakan Kepala SMP Negeri 4 Kota Siantar, Riduan Pohan saat mengetahui ada 7 siswanya menjadi korban pencabulan oleh ASL (22), oknum pembantu pembina yang menjadi tersangka pencabulan sesama jenis terhadap anak dibawah umur.
Riduan menegaskan, bahwa perbuatan ASL tersebut tidak terpuji dan layak dihukum seberat-beratnya bila terbukti di mata hukum.
"Saya geram kali dengarnya, apalagi murid kita yang menjadi korban. Untuk itu, kepolisian hendaknya memproses pelaku sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku," ujarnya saat dihubungi melalui seluler, Kamis (20/07/2017).
Saking emosinya atas perbuatan ASL, Riduan sampai-sampai ingin menghajar pelaku karena telah mencoreng nama baik sekolah.
"Kalau jumpa dia (ASL), kalau bisa sudah saya hajar. Inilah karena perbuatan pelaku, nama baik sekolah sudah tercemar. Memang keterlaluan kali dia ini," ucap Riduan.
Saat ditanya mengenai belum adanya rekomendasi dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kota Siantar kepada ASL untuk bisa melatih di gugus depan, Riduan mengaku akan mempertanyakan kepada pembina pramuka di sekolahnya.
"Saya tidak tau mengenai rekomendasi. Nanti saya tanyakan kepada pembinanya. Dia (ASL) kan alumni (SMPN 4 Siantar), mungkin jadi pertimbangan pembina," lanjut Riduan.
"Baiknya dia itu (ASL). Selama melatih di sekolah, kita dampinginya. Kalau gak saya, ya pembina. Tapi kejadian itu (cabul) kan di rumahnya (ASL). Makanya saya heran dan tak percaya. Buat malu aja pelaku itu," sambungnya.
Begitu juga langkah-langkah yang akan dilakukan sekolah kepada korban, Riduan berjanji akan menemui seluruh anak didiknya yang menjadi korban.
"Setelah pulang dari Medan, saya akan jumpai anak didik saya itu. Saya akan panggil seluruh guru," akhiri Riduan yang mengaku sedang mengikuti diklat di Kota Medan.