Siantar, hetanews.com- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Siantar, meminta agar kasus 'predator' seks dengan tersangka ASL (22) diusut sampai tuntas.

Karena yang dilakukan ASL adalah tindak pencabulan sesama jenis terhadap pelajar SMP di bawah umur.

"Kita setuju itu diusat sampai tuntas. Itu (pencabulan) adalah kekerasan. Stop tindak kekerasan terutama kepada pelajar. Baik kekerasan fisik maupun verbal. Mau siapapun pelakunya itu,"kata Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Siantar, Jhonson Tampubolon, Rabu (19/7/2017).

Mereka dari Disdik Siantar, merasa keberatan dimana pelajar menjadi korban pelecehan seksual.

Mengenai tersangka yang merupakan seorang pembantu pembina pramuka, Jhonson menilai, bahwa itu kelakuan oknum, bukan menyangkut pramuka secara keseluruhan.

"Pramuka itu bagus, pramuka bukanlah hal baru. Pramuka sudah menghasilkan kader baik. Bukan pramukanya yang kita evaluasi. Proses pelaksanaan yang perlu dievaluasi dan seharusnya dijaga oleh pihak sekolah," tuturnya saat ditemui di ruangannya.

Disdik diakuinya belum ada koordinasi kepada SMP Negeri 4 Kota Siantar, karena Riduan, Kepala Sekolah (Kepsek) masih berada di luar kota, sedang mengikuti fiklat di Kota Medan.

Pihaknya selanjutnya akan memanggil kepsek rltersebut untuk klarifikasi, apa dan bagaimana sebetulnya bisa sampai kejadian tersebut terjadi.

"Kita telusuri apa tanggapan terhadap pembina dan pelatih. Kalau ada ditemukan kesalahan, pasti ada sanksi kepada kepsek. Kalau oknum guru yang salah, ya kepsek yang berikan sanksi," lanjut Jhonson.

"Kalau apa program untuk korban (pencabulan), Kadis lah yang menjawab. Dari lama sudah kita sampaikan, agar jangan sampai ada tindak kekerasan di sekolah. Kita minta, apabila masih ada korban yang lain, jangan takut lapor ke kepolisian. Jangan malu melapor," tutupnya.